Ahad 16 Jun 2024 11:52 WIB

Pejabat PBB Sebut Perubahan Iklim Akibatkan Pengungsian dan Picu Konflik di Nigeria

Pejabat PBB menjelaskan dampak buruk perubahan iklim pada konflik di Nigeria.

Rep: Lintar Satria/ Red: Qommarria Rostanti
Sampah plastik dan styrofoam di Nigeria (ilustrasi). Perubahan iklim disebut mengakibatkan pengungsian dan memicu konflik di Nigeria.
Foto: EPA-EFE/EMMANUEL ADEGBOYE
Sampah plastik dan styrofoam di Nigeria (ilustrasi). Perubahan iklim disebut mengakibatkan pengungsian dan memicu konflik di Nigeria.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Residen dan Koordinator Kemanusiaan PBB di Nigeria Mohamed Malick Fall mengungkapkan, dampak buruk perubahan iklim pada konflik di Nigeria. Ia mengatakan perubahan iklim mengakibatkan pengungsian dan memicu konflik karena bentrokan yang dipicu perebutan sumber daya antara petani dan penggembala ternak.

Dikutip dari situs resmi PBB, Sabtu (15/6/2024) Fall mengatakan konflik ini diperburuk krisis iklim yang memaksa kelompok masyarakat penggembala meninggalkan tanah tradisional mereka untuk mencari pilihan yang lebih baik. Dalam pernyataan pada wartawan di New York Fall juga menyampaikan perkembangan terbaru pemberontakan Boko Haram. Ia mengatakan dalam batas tertentu pemberontakan kelompok sudah berhasil dikendalikan dan menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

Baca Juga

Sentimen tersebut mencerminkan survei terbaru Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) PBB yang mengamati aspirasi orang-orang yang mengungsi akibat konflik di wilayah tersebut. Sekitar 37 persen responden menyatakan keinginannya untuk kembali ke tempat asal mereka.

Daerah-daerah yang pernah terkena dampak pemberontakan Boko Haram, seperti negara bagian Borno, menunjukkan persentase yang lebih tinggi lagi dua dari tiga orang atau 67 persen mengatakan ingin kembali ke daerah asal mereka. Sementara sekitar 38 persen menyatakan niat untuk tetap tinggal di lokasi mereka saat ini dan berintegrasi dengan masyarakat setempat.

Faktor utama yang memengaruhi kedua kelompok ini termasuk rekonstruksi rumah yang hancur di tempat asal mereka dan situasi keamanan yang baik di daerah-daerah tempat mereka mengungsi. Dalam kesempatan itu ia juga menyampaikan langkah pemerintah Nigeria untuk melembagakan reformasi ekonomi, seperti melalui agenda "Renewed Hope" yang diluncurkan tahun lalu. Para ekonomi memprediksi inflasi dapat pulih dan mulai turun pada akhir tahun ini.

Fall lebih lanjut menginformasikan kepada para jurnalis mengenai upaya pemerintah setempat untuk melembagakan reformasi ekonomi, seperti melalui agenda "Renewed Hope" yang diluncurkan tahun lalu. Para ekonom memperkirakan bahwa inflasi-yang menjadi perhatian saat ini - dapat berbalik arah dan mulai turun pada akhir tahun.

"Namun sementara itu, kami melihat harga-harga semakin tinggi. Terutama harga makanan, yang berdampak negatif pada kemungkinan orang untuk mengakses kehidupan yang layak," kata Fall. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement