Ahad 16 Jun 2024 17:54 WIB

Benarkah Ayah Nabi Ibrahim Itu Azar, Si Penyembah Berhala?

Ahli tafsir dan telaah kebahasaan menunjukkan, Azar bukanlah ayah kandung Ibrahim AS.

Kisah Nabi Ibrahim AS (ilustrasi). Dalam sebuah literatur
Foto: www.freepik.com
Kisah Nabi Ibrahim AS (ilustrasi). Dalam sebuah literatur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran surah asy-Syu'ara ayat ke-86 menyebut doa Nabi Ibrahim AS kepada Allah. Dalam munajat itu, sang Khalilullah berharap bapaknya mendapatkan ampunan Allah sehingga tidak lagi tergolong orang-orang yang sesat.

Namun, benarkah sosok yang didoakan itu adalah bapak kandung Nabi Ibrahim AS? Untuk mendapatkan jawaban, pertama-tama kita mesti mengetahui karakteristik bahasa Arab, sebagai bahasa yang digunakan Alquran.

Baca Juga

Alquran memang menyebutkan nama subjek yang didoakan Ibrahim AS itu. Dialah Azar. Tidak seperti Ibrahim, Azar tenggelam dalam kemusyrikan.

وَاِذۡ قَالَ اِبۡرٰهِيۡمُ لِاَبِيۡهِ اٰزَرَ اَتَتَّخِذُ اَصۡنَامًا اٰلِهَةً ‌ ۚ اِنِّىۡۤ اَرٰٮكَ وَقَوۡمَكَ فِىۡ ضَلٰلٍ مُّبِيۡنٍ

"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya Azar, 'Pantaskah engkau menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata'" (QS al-An'am: 74).

Dalam kesempatan lain, Ibrahim AS berdoa kepada Allah.

وَاغۡفِرۡ لِاَبِىۡۤ اِنَّهٗ كَانَ مِنَ الضَّآلِّيۡنَۙ‏

"Dan ampunilah ayahku, sesungguhnya dia termasuk orang yang sesat" (QS asy-Syuara: 86).

Lafaz liabiyy ("ayahku") dalam ayat itu berakar dari ab. Ini tidak selalu berarti 'ayah kandung', tetapi bisa juga sebagai 'pengasuh' atau 'penanggung jawab.' Jadi, peran itu bisa diisi oleh kakek, paman, atau kerabat lainnya.

Syekh Yasin Muhammad Yahya dalam Min Wahyil Qur'an berpendapat, bapaknya Nabi Ibrahim AS, seperti yang disebutkan dalam ayat surah asy-Syu'ara itu, bukanlah bapak kandungnya. Yang dimaksud adalah pamannya atau saudara laki-laki dari bapak kandungnya sang Khalilullah.

Alquran pun di tempat berbeda menggunakan kata abun dengan tidak merujuk pada makna 'ayah kandung', melainkan paman. Simaklah surah al-Baqarah ayat ke-133.

اَمۡ كُنۡتُمۡ شُهَدَآءَ اِذۡ حَضَرَ يَعۡقُوۡبَ الۡمَوۡتُۙ اِذۡ قَالَ لِبَنِيۡهِ مَا تَعۡبُدُوۡنَ مِنۡۢ بَعۡدِىۡؕ قَالُوۡا نَعۡبُدُ اِلٰهَكَ وَاِلٰهَ اٰبَآٮِٕكَ اِبۡرٰهٖمَ وَاِسۡمٰعِيۡلَ وَاِسۡحٰقَ اِلٰهًا وَّاحِدًا ۖۚ وَّنَحۡنُ لَهٗ مُسۡلِمُوۡنَ

"Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yakub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, 'Apa yang kamu sembah sepeninggalku?' Mereka menjawab, 'Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.'"

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement