REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berkurban menjadi sebuah ibadah yang ada dalam hari raya Idul Adha. Amalan ini berarti merelakan dan melepaskan apa-apa yang dipunyai seseorang kepada Allah, Zat Yang Mahamemiliki segala sesuatu. Itu sebagai upaya mendekatkan diri kepada-Nya.
Sejarah kurban telah ada sejak dahulu kala. Bahkan, tonggaknya muncul jauh sebelum Nabi Ibrahim AS, yakni melalui peristiwa yang dialami anak Adam AS, Qabil dan Habil. Masing-masing mereka menghadirkan persembahan dan menyaksikan sendiri, apakah ikhtiarnya diterima atau ditolak Allah.
Maka, apakah tujuan ibadah kurban menurut agama Islam? KH Ahsin Sakho dalam buku Oase Alquran: Petunjuk dan Penyejuk Kehidupan menjelaskan bahwa penyembelihan kurban bukan tujuan utama dalam ibadah yang satu ini. Sebab, Allah tidak membutuhkan daging dan cipratan darah hewan yang dikurbankan.
Yang Allah kehendaki setelah seseorang berkurban, lanjut Kiai Ahsin Sakho, adalah terciptanya hati yang penuh ketakwaan kepada-Nya. Ini pun akan berimbas pada seluruh aspek kehidupan si shahibul qurban. Demikianlah ajaran agama yang benar, hanif, dan diridhai Allah.