Laporan jurnalis Republika, Muhyiddin, dari Makkah, Arab Saudi
MAKKAH -- Jabal Rahmah, bukit yang pernah dijejaki para nabi ini, tampak memutih pada Sabtu (17/6/2024) pagi waktu Arab Saudi. Jutaan jamaah haji dari berbagai belahan dunia berkunjung ke bukit kasih sayang ini untuk berdoa. Mereka meyakini, berdoa di tempat ini adalah mustajab, yakni akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Di sekitar saya, sejumlah jamaah dari Afrika, Pakistan, Iran, dan Indonesia berjalan menuju bukit Jabal Rahmah usai menunaikan shalat subuh. Beragam orang, dengan warna kulit dan postur tubuh yang berbeda-beda, berkumpul di bukit ini.
Seorang jamaah asal Sidoarjo, Jawa Timur, Taufik (40 tahun) tampak menggumamkan doanya di kaki bukit ini. Lelaki setinggi ini 170 sentimeter ini berjalan pelan, melewati tubuh-tubuh besar jamaah asal Afrika.
Sementara itu, di atas bukit para jamaah yang memakai pakai kain ihram putih sedang duduk di atas bebatuan. Mereka juga menengadahkan tangannya ke atas sembari melafalkan doa-doa. Orang-orang ini lalu bertafakur, seperti merenungi sejarah yang pernah tercipta di bukit ini.
Bagaimanapun, Taufik mengaku tidak iri dengan jamaah yang berdoa di atas bukit ini. Ia lebih mementingkan stamina dan kesehatannya untuk menjalani rangkaian ibadah puncak haji.
"Doanya cukup di sini saja, Mas. Kalau naik, takut capai. Masih panjang perjalanan," ujar Taufik saat berbincang dengan Republika di kaki bukit Jabal Rahmah, Padang Arafah, sekitar Kota Makkah, Arab Saudi, Sabtu (15/6/2024).
Waktu masih menunjukkan pukul 06.12 pagi. Namun, cahaya matahari sudah mulai naik dan terasa menyengat. Beruntung, tiang-tiang yang berada di kaki bukit ini sudah mulai mengucurkan air. Di bawah naungan tiang itu, banyak jamaah menghadap ke atas untuk mendinginkan wajah dan badan mereka.
Untuk mencapai bukit ini, Taufik berjalan sekitar dua kilometer dari tendanya. Sejak jauh-jauh hari, dirinya sudah memantapkan hati untuk berdoa di Jabal Rahmah. Alasannya, ia punya hajat, yakni berencana menikah dengan seorang wanita yang dicintainya.
Di tempat inilah, ia meratap dan berdoa kepada Allah. "Mudah-mudahan selepas haji, saya bisa menikah dengannya. Mohon doanya juga, Mas," ucap Taufik.
Terlepas dari doanya itu, ia juga merasa bangga bisa berkunjung dan menyaksikan langsung Jabal Rahmah. Sebab, di bukit inilah para nabi membuat sejarah besar. Bahkan, Rasulullah Muhammad SAW menerima wahyu terakhirnya di sini.