Senin 17 Jun 2024 18:38 WIB

Mina Sangat Panas, Jamaah Risti dan Lansia Diminta Badal Lontar Jumrah

Suhu di Mina mencapai di atas 40 derajat Celcius.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Jamaah haji beristirahat saat pelaksanaan jumrah aqobah di Jamarat, Makkah, Arab Saudi, Ahad (16/6/2024). Lempar jumrah aqobah merupakan salah satu syarat yang wajib dilakukan pada ibadah haji sebagai simbol pengusiran setan yang pernah dilakukan Nabi Ibrahim AS.
Foto: EPA-EFE
Jamaah haji beristirahat saat pelaksanaan jumrah aqobah di Jamarat, Makkah, Arab Saudi, Ahad (16/6/2024). Lempar jumrah aqobah merupakan salah satu syarat yang wajib dilakukan pada ibadah haji sebagai simbol pengusiran setan yang pernah dilakukan Nabi Ibrahim AS.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH — Fase mabit (menginap) di Mina memasuki hari kedua. Jemaah haji Indonesia secara bergelombang melakukan lontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada hari Tasyrik.

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengimbau jamaah haji yang dalam kondisi tidak memungkinkan melakukan perjalanan ke jamarat untuk tidak memaksakan diri. Lontar jumrah dinilai bisa dibadalkan.

Baca Juga

“Jamaah haji dengan risiko tinggi (risti), lanjut usia, disabilitas, serta jamaah yang sedang kurang sehat dan mengalami kelelahan diimbau untuk mengurangi aktifitas di luar tenda Mina,” tegas Kepala Daerah Kerja Makkah yang juga Ketua Satuan Tugas Mina, Khalilurrahman di Mina, Arab Saudi, Senin (17/6/2024) lewat keterangan tertulis kepada Republika.

photo
Kepala Daker Makkah, Khalilurrahman - (Republika/Muhyiddin)

Menurut Khalilurrahman, suhu di Mina juga sangat panas, yakni mencapai di atas 40 derajat Celsius. Sementara itu, perjalanan dari tenda Mina ke Jamarat juga lumayan jauh. Jaraknya mencapai sekitar 4 km untuk sekali jalan.“Jamaah dapat mewakilkan/membadalkan pelaksanaan lempar jumrah kepada jamaah lain atau petugas,” sambungnya.

Khalilurrahman meminta kepada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah KBIHU untuk mengkoordinasikan pelaksanaan badal lempar jumrah bagi seluruh jamaah binaan yang lansia, risti, disabilitas, sakit, kelelahan dan kurang sehat secara fisik.

Mabit di Mina menjadi tahapan terberat fase puncak haji Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Sebab, jamaah tinggal lebih lama di tenda Mina. Selain itu, jika di Arafah dan Muzdalifah jamaah relatif hanya berdiam di tenda, di Mina ada aktivitas lontar jumrah. Karena itu, ikhtiar menjaga kesehatan sangat diperlukan. Jamaah diimbau untuk tidak memaksakan diri dalam melontar jumrah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement