REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak semua orang Islam memiliki kesempatan untuk mengunjungi Baitullah. Karena itu, jamaah haji diharapkan untuk tidak menyia-nyiakan amalan selama berada di Tanah Suci.
Ada sejumlah perkara yang berpotensi mengurangi atau bahkan menghapus pahala haji. Jika tidak mewaspadainya, para tamu Allah boleh jadi tidak meraih predikat mabrur. Padahal, Nabi Muhammad SAW telah bersabda, "Haji yang mabrur, tidak ada balasannya kecuali surga."
Pertama, tidak tulus berniat haji karena Allah. Rasulullah SAW berpesan, "Sesungguhnya setiap perbuatan itu (bergantung) dengan niat." Karena itu, jamaah sangat dianjurkan untuk memurnikan motif mereka dalam menunaikan rukun Islam kelima tersebut.
Jangan sampai ada tujuan yang ingin diraih selain mengharapkan ampunan dan ridha Allah Ta'ala. Sungguh, restu dari-Nya itu lebih mulia dan lebih bermanfaat bagi seorang hamba Allah daripada apa pun.
Di tengah kecanggihan teknologi masa kini, fenomena selfie dengan ponsel pintar (smartphone) marak dilakukan. Keinginan untuk "mengabadikan" Baitullah dengan cara memotret bukanlah sebuah keburukan. Namun, hal itu menjadi berbahaya bagi kemurnian ibadah haji bila disertai dengan niat pamer kepada orang-orang, semisal followers di aplikasi percakapan dan media sosial.
Maka, jadilah smart people sebelum menggunakan smartphone di manapun dan kapanpun, termasuk saat berada di Tanah Suci pada waktu berhaji.