Rabu 19 Jun 2024 06:15 WIB

Murur di Muzdalifah Dinilai Sukses, Tak Banyak Jamaah Sakit di Pos Kesehatan

Tidak banyak jamaah yang sakit di pos kesehatan

Red: A.Syalaby Ichsan
Petugas kesehatan menyiapkan tabung oksigen di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Makkah, Arab Saudi, Rabu (12/6/2024). Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah menyiapkan empat tim tenaga kesehatan yang akan bertugas melayani jemaah saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi juga mempersiapkan safari wukuf bagi jamaah haji yang sakit dirawat di KKHI.
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Petugas kesehatan menyiapkan tabung oksigen di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Makkah, Arab Saudi, Rabu (12/6/2024). Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah menyiapkan empat tim tenaga kesehatan yang akan bertugas melayani jemaah saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi juga mempersiapkan safari wukuf bagi jamaah haji yang sakit dirawat di KKHI.

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Karta Raharja Ucu, Jurnalis Republika dari Makkah

MINA — Kebijakan murur di Muzdalifah pada puncak musim haji yang diberikan untuk jamaah lansia, distabilitas, risiko tinggi, dan sakit, yang diterapkan pemerintah pada musim haji 2024 dinilai sukses membuat jamaah tidak terlalu kelelahan. Menurut Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo, dampak murur sangat luar biasa baik untuk jamaah.

Baca Juga

"Murur dampaknya luar biasa, sehingga dengan Murur itu indikatornya kalau kita secara logika saja, di pos kesehatan Mina juga nggak begitu banyak yang sakit," ujar Liliek saat meninjau pos kesehatan di jalur Jamarat, Mina, Mekkah, Selasa (18/6/2024) dini hari Waktu Arab Saudi.

Murur adalah kebijakan yang diambil pemerintah mengingat banyaknya jamaah lansia dan berisiko tinggi pada 2024. Murur adalah mabit atau bermalam di Muzdalifah dengan cara melintas setelah menjalani wukuf di Arafah.