Laporan jurnalis Republika, Karta Raharja Ucu, dari Makkah, Arab Saudi
MAKKAH -- Puncak ibadah haji pada musim 1445 H/2024 M sudah berakhir, seiring dengan tuntasnya proses wukuf di Padang Arafah. Menurut penasihat agama (mustasyar diny) Prof KH Noor Achmad, jamaah haji Indonesia yang ditemuinya pada umumnya merasa puas terhadap pelayanan yang disediakan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).
"Puncak haji di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) pada tahun ini sukses, lancar, dan jamaah puas,” kata Prof Noor saat dijumpai Republika di Makkah, Senin (18/6/2024) malam.
Menurut Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) itu, pelayanan PPIH kepada jamaah haji RI selama di Arafah juga telah maksimal. Terlebih lagi, pada musim haji kini terdapat penerapan cara melintas (murur) saat jamaah berada di Muzdalifah. Skema ini dinilainya efektif untuk melindungi jamaah lanjut usia (lansia), penyandang disabilitas, dan berisiko kesehatan tinggi (risti).
Melalui skema murur, jamaah dapat melakukan bermalam (mabit) dengan cara melintas di Muzdalifah, yakni usai menjalani wukuf di Padang Arafah. Saat melewati kawasan Muzdalifah, mereka tetap berada di dalam bus atau tidak turun dari kendaraan tersebut. Kemudian, bus ini langsung membawa mereka menuju tenda-tenda di Mina.
“Alhamdulillah murur di Muzdalifah lancar sehingga patut diapresiasi,” ujar Prof Noor.
Tak hanya di Muzdalifah, pelayanan pada jamaah saat berada di Mina juga mendapat apresiasi. Menurut Ketua Pelaksana Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah ini, tenda-tenda di Mina umumnya mencukupi bagi jamaah RI.
Dia berharap, layanan yang baik pada jamaah haji Indonesia dapat terus ditingkatkan dalam tahun-tahun ke depan. Dengan demikian, keluarga para tamu Allah pun juga tenang selama mereka menunggu di Tanah Air.
Untuk diketahui, posisi mustasyar diny termasuk dalam kelompok-kelompok yang akan dimintai masukan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI terkait penyelenggaraan ibadah haji. Pada tahun ini, penerapan skema murur pun telah melalui konsultasi dengannya.