Kamis 20 Jun 2024 06:08 WIB

Anda Wajib Tahu! Tiga Waktu Tidur yang Dibenci Para Ulama

Orang-orang saleh sangat memakruhkan tidur pada waktu sesudah shalat Subuh.

Tidur tengkurap (ilustrasi). Tidur tengkurap ternyata dapat membahayakan kesehatan.
Foto: Dok. Freepik
Tidur tengkurap (ilustrasi). Tidur tengkurap ternyata dapat membahayakan kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, Tidur merupakan momentum manusia untuk beristirahat dan memulihkan kondisi fisiknya setelah beraktivitas penuh pada pagi hingga sore hari. Allah SWT pun menciptakan malam sebagai waktu terbaik untuk tidur. 

Di dalam Islam, ada waktu-waktu yang dianjurkan para ulama bagi kita untuk tidak tidur. Syamsinar dalam Pola Tidur dalam  Alquran menjelaskan tiga hal tersebut.

Baca Juga

1.Tidur sebelum melaksanakan shalat isya’

Anjuran ini bersifat antisipasif. Apabila tidur sebelum melaksanakan shalat isya’ dikhawatirkan akan kebablasan, sehingga tidak menjalankan kewajiban shalat maka akan mendapatkan dosa besar. Selain anjuran untuk tetap melaksanakan shalat isya’ terlebih dahulu sebaiknya jangan terbiasa tidur terlalu malam, karena hal itu akan mengganggu kesehatan, daya tahan tubuh menjadi lemah, dan mengganggu keseimbangan sel-sel tubuh. Sebagaimana dalam hadis Nabi yang berbunyi:

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salam berkata, telah mengabarkan kepada kami 'Abdul Wahhab Ats Tsaqafi berkata, telah menceritakan kepada kami Khalid Al Hadza' dari Abu Al Minhal dari Abu Barzah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak suka tidur sebelum shalat 'Isya dan berbincang-bincang setelahnya. "(HR.B ukhari).

photo
Cara atau kebiasaan tidur juga bisa mendorong munculnya keriput di wajah. - (Pexels)

Al-Hafiz Ibnu Hajar berkata, dibencinya tidur sebelum Isya karena dapat melalaikan pelakunya dari shalat isya’ hingga keluar waktunya. Adapun bercakap-cakap setelahnya yang tidak ada manfaatnya dapat menyebabkan tidur hingga shalat Subuh dan luput dari shalat malam. apabila, percakapann itu mengandung manfaat tentu saja tidak ada larangan melakukannya.

Para ulama dari kalangan sahabat Nabi Saw, tabi’in dan orang-orang setelah mereka berselisih tentang hukum berbincang-bincang setelah shalat isya akhir, sebagian mereka memakruhkan perbincangan setelah shalat isya sedangkan sebagian yang lain memberi keringanan jika hal itu masih dalam koridor ilmu, hal yang bermanfaat atau keperluan yang penting dan kebanyakan hadits memberikan keringanan tersebut.

2.Tidur setelah Subuh..

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement