REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Generasi terbaik umat Islam adalah para sahabat Nabi Muhammad SAW. Mereka mendapatkan pelajaran dan bimbingan langsung dari sang pembawa risalah Islam.
Di antara para sahabat Nabi, terdapat golongan yang disebut sebagai assabiqunal awwalun. Mereka itulah orang-orang yang mula-mula memeluk Islam, yakni pada masa sebelum hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah.
Abdullah bin Mas’ud termasuk dari golongan demikian. Bahkan, sosok yang akrab disapa Ibnu Mas'ud ini begitu dekat dengan Rasulullah SAW. Saat masih berusia anak-anak, ia sering membersamai Nabi SAW ke manapun pergi. Dialah antara lain yang sering mengambilkan air untuk keperluan beliau wudhu atau melakukan pelbagai pekerjaan di rumah al-Musthafa.
Interaksi Ibnu Mas’ud dengan Rasululullah SAW begitu intens. Alhasil, banyak ilmu-ilmu yang berhasil diserapnya dari beliau, termasuk dalam hal hikmah Alquran. Nabi SAW pernah bersabda, "Barangsiapa yang ingin membaca Alquran yang baik seperti pertama kali ia turun, maka bacalah seperti bacaan Abdullah bin Mas’ud."
Selain memiliki kecerdasan dan ingatan yang kuat, Ibnu Mas'ud juga termasuk ahli hikmah. Khususnya setelah Nabi SAW wafat, ia adalah salah seorang sahabat yang memiliki banyak murid. Orang-orang berkumpul untuk menyimak pengajaran darinya.
Hati yang bersih
Di antara pokok-pokok yang menjadi fokus Abdullah bin Mas'ud ialah penyucian hati. Menurut Ibnu Mas'ud, ada empat hal yang menyebabkan hati menjadi gelap.
Pertama, perut yang terlalu kenyang. Kekenyangan hanya menumpulkan batin dan mendekatkan diri pada egoisme.