Kamis 20 Jun 2024 06:58 WIB

Keistimewaan 'Aisyah di Mata Rasulullah

Ada sembilan hal yang membuktikan keistimewaan 'Aisyah bagi Rasulullah SAW.

ILUSTRASI Keistimewaan 'Aisyah di mata Rasulullah
Foto: Pixabay
ILUSTRASI Keistimewaan 'Aisyah di mata Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di antara para istri Nabi Muhammad SAW atau ummahatul mu`minin (ibunda kaum beriman) adalah 'Aisyah. Ia merupakan seorang putri Abu Bakar ash-Shiddiq. Kedua insan ini sama-sama mendapatkan tempat yang istimewa dalam hati Rasulullah SAW.

Suatu ketika, Amr bin Ash bertanya kepada beliau, "Siapakah manusia yang paling engkau cintai?"

Baca Juga

"'Aisyah," jawab Nabi SAW.

"Dan dari kalangan laki-laki?"

"Ayahnya! (Abu Bakar ash-Shiddiq)," jawab beliau.

'Aisyah memang istimewa. Menurut kalangan sejarawan, ada setidaknya sembilan perkara yang tidak diterima oleh perempuan lain setelah Maryam binti Imran (ibunda Nabi Isa AS) tetapi hanya diterima 'Aisyah.

Pertama, Malaikat Jibril membawa bayangannya dalam mimpi Rasulullah SAW. Inilah yang memulakan pernikahan Rasul SAW dengan putri Abu Bakar itu.

Setelah kematian istri Khadijah, Nabi SAW didatangi Malaikat Jibril, yang memberitahukan kepadanya mengenai 'Aisyah.

Kejadian ini dituturkan kembali oleh Rasulullah SAW kepada istrinya itu. "Aku bermimpi selama tiga malam. Malaikat datang kepadaku dengan membawa gambarmu dalam sepotong kain sutra seraya berkata, ‘Inilah istrimu.’ Lalu, aku buka kain penutup wajahmu, ternyata itu adalah gambarmu. Saat itu aku bergumam, jika ini kehendak Allah, maka pasti terlaksana" (muttafaq ‘alaih).

Rasul meminang 'Aisyah yang saat itu masih berumur tujuh tahun. Ketika perempuan mulia itu telah mencapai umur sembilan tahun, maka Rasul menikahinya.

Kedua, di antara semua istri Rasulullah SAW, dialah satu-satunya perempuan yang dinikahi dalam keadan perawan.

Ketiga, Rasulullah SAW wafat saat kepala beliau berada di pangkuan 'Aisyah.

Keempat, jenazah Nabi SAW dikebumikan di dalam kamarnya bersama 'Aisyah.

Kelima, malaikat-malaikat selalu melindungi rumah 'Aisyah.

Keenam, 'Aisyah merupakan putri khalifah, yakni pada masa sesudah wafatnya Rasulullah SAW.

Ketujuh, Allah SWT-lah yang langsung membersihkan namanya sehingga dirinya terbebas dari fitnah keji. Wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW membuat nama 'Aisyah bersih dari segala tudingan.

Kedelapan, 'Aisyah diciptakan Allah SWT dalam rupa yang baik dan dari keturunan yang baik pula.

Terakhir, Allah SWT menjanjikan ampunan dan rezeki bagi 'Aisyah sejak dirinya menjadi istri Rasulullah SAW, baik di dunia maupun akhirat.

Nabi SAW bersabda, "Orang yang mulia dari kalangan laki-laki banyak, tetapi yang mulia dari kalangan perempuan hanyalah Maryam binti Imran; dan Asiyah, istri Fir’aun. Dan keutamaan 'Aisyah atas semua wanita seperti keutamaan tsarid atas segala makanan” (HR Bukhari).

'Aisyah wafat pada usia 66 tahun (riwayat lain menyebut usia 85 tahun). Saat menghembuskan nafas terakhir, sang ummul mukminin sedang menunaikan shalat witir pada malam 27 Ramadhan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement