Kamis 20 Jun 2024 11:25 WIB

Sertifikasi Halal Jadi Pembahasan BSI dan Wakil Grand Syekh Al-Azhar

Kunjungan ini disambut hangat oleh jajaran pengurus BSI.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menerima kunjungan kehormatan dari Prof. Dr. Mohammed Abdel Rahman Al-Duweiny, Vice Grand Syaikh Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.
Foto: BSI
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menerima kunjungan kehormatan dari Prof. Dr. Mohammed Abdel Rahman Al-Duweiny, Vice Grand Syaikh Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menerima kunjungan kehormatan dari Prof. Dr. Mohammed Abdel Rahman Al-Duweiny, Vice Grand Syaikh Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Kunjungan ini disambut hangat oleh jajaran pengurus BSI dan menjadi momen berharga bagi perbankan syariah di Indonesia.

Dalam pertemuan yang dilaksanakan di BSI Tower Jakarta, Rabu (19/6/2024), Al-Duweiny menyampaikan salam dan penghormatan dari Yang Mulia Imam Besar Al-Azhar. Beliau mengapresiasi inisiatif BSI dalam menyelenggarakan pertemuan ini di tengah kondisi global yang penuh tantangan.

Baca Juga

"Saya sangat senang berada di Indonesia hari ini. Negara muda dan dinamis ini telah mengumpulkan pemikiran-pemikiran cemerlang untuk membahas isu penting yang membawa manusia pada keluasan syariah," ujar Vice Grand Syekh Al-Azhar dalam keterangan tertulis, Kamis (20/6/2024).

Ia juga menekankan pentingnya sertifikasi halal yang tidak hanya menjadi indikasi tentang halal dan haram, tetapi juga mencakup standar syariah dan teknis yang ketat. Hal ini penting untuk memastikan bahwa produk-produk dalam industri halal memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, baik dari segi bahan, kebersihan, praktik manufaktur, hingga dokumentasi yang tepat.

"Hal yang harus dipahami adalah bahwa sertifikasi halal tidak boleh hanya menjadi indikasi agama tentang halal dan haram, tetapi harus menjadi sertifikasi untuk setiap produk yang masuk dalam industri halal dengan memenuhi standar syariah dan teknis yang ditetapkan oleh otoritas terkait," jelasnya.

Tak hanya itu, Al-Duweiny juga menjelaskan tentang maqashid syariah. Halal dan haram adalah terkait maqashid syariah dan juga terkait halal yang bermanfaat. Konsep industri halal, menurut Al-Duweiny, berakar kuat dalam syariah Islam dan bukanlah hal baru. Syariah Islam selalu mendorong umatnya untuk berpegang pada yang halal dan menjauhi yang syubhat.

"Syariah mengajarkan pentingnya mencari yang halal. Seperti firman Allah, 'Wahai manusia, makanlah dari apa yang ada di bumi yang halal lagi baik'. Juga kepada orang-orang beriman, 'Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu'. Dengan cakupan ini, Islam ingin industri halal menjadi industri global," tutur Al-Duweiny.

Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi mengatakan, Vice Grand Syaikh Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, membuka khasanah yang lebih luas untuk memperkuat komitmen BSI dalam mendukung dan mempromosikan industri halal di Indonesia dan di panggung global.

Dari hasil pertemuan dan diskusi dengan pihak Universitas Al-Azhar Kairo, BSI bertekad untuk terus menyediakan produk dan layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah serta memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat.

“Kehadiran Prof. Dr. Al-Duweiny di BSI menjadi momen yang tak terlupakan, menegaskan komitmen BSI dalam mendukung perkembangan industri halal dan menjalankan prinsip-prinsip syariah dalam setiap langkahnya,” kata Hery.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement