Kamis 20 Jun 2024 15:31 WIB

Benarkah Habib Bahar Smith Keturunan Nabi? Kiai Imaduddin Buka-bukaan Hasil DNA Baalawi

Imaduddin mengeklaim bahwa habib di Indonesia ini bukan cucu nabi.

Rep: Teguh/Erick/ Red: Teguh Firmansyah
Bahar bin Smith
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Bahar bin Smith

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perseteruan antara Habib Bahar Bin Smith dan pedangdut Rhoma Irama menghangat. Perseteruan itu tidak terlepas dari pernyataan Rhoma Irama di dalam podcast-nya yang mempertanyakan status habib dari nasab Baalawi di Indonesia.

Rhoma bahkan setuju tes DNA untuk bisa bisa membuktikan nasab Ba'alawi keturunan Rasulullah Hal itu karena hasil tes DNA bersifat final dan ilmiah. "Bisa terdeteksi, itu hasilnya presisi," kata Rhoma.

Baca Juga

Sementara pengasuh dan Pendiri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kiai Imaduddin Utsman al Bantni pun ikut angkat bicara soal tes DNA tersebut.

Menurut Imaduddin, habib di Indonesia ini bukan cucu nabi. Secara ilmu nasab berdasar kitab kitab nasab abad 5-9 hijriah, para habib itu tidak tercatat sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW.

"Leluhur habib baru mengaku sebagai keturunan nabi pada abad 9 hijriah melalui kitab yang leluhur habib ini karang, nama kitabnya al burqotul musiqoh," ujarnya kepada Republika.

Mulai abad 9, mereka memperkenalkan diri sebagai cucu nabi. "Pengakuan mereka tertolak karena kitab sebelum abad sembilan tidak mencatat nama mereka sebagai cucu nabi," ujarnya.

Lalu apakah klan Ba’alwi yang mengaku keturunan Nabi Muhammad SAW itu sudah tes DNA? Kalau sudah tes DNA, lalu Haplogroupnya apa?

"Alhamdulillah, klan Ba’alwi sudah banyak yang melakukan tes DNA, menurut Doktor Sugeng, sudah sekitar 180 orang," kata Imaduddin.

Berdasarkan sampel-sampel hasil test DNA mereka yang dapat diunduh di situs familytree dan berbagai situs lainnya, hasilnya ...

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement