Kamis 20 Jun 2024 16:05 WIB

Jamaah Rasakan Manfaat dari Kebijakan Murur di Muzdalifah

Dengan mengikuti murur, jamaah haji bersyukur tidak nyasar saat menuju ke Mina.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Jamaah haji Indonesia menuju bus untuk kembali ke hotel di Mina, Makkah, Arab Saudi, Selasa (18/6/2024). Jamaah Indonesia yang mengambil nafar awal mulai didorong dari Mina menuju hotel di Makkah hingga sebelum matahari terbenam pada 12 Zulhijah atau 18 Juni 2024, sementara yang mengambil nafar tsani akan meninggalkan mina pada 13 Zulhijah atau 19 Juni 2024.
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Jamaah haji Indonesia menuju bus untuk kembali ke hotel di Mina, Makkah, Arab Saudi, Selasa (18/6/2024). Jamaah Indonesia yang mengambil nafar awal mulai didorong dari Mina menuju hotel di Makkah hingga sebelum matahari terbenam pada 12 Zulhijah atau 18 Juni 2024, sementara yang mengambil nafar tsani akan meninggalkan mina pada 13 Zulhijah atau 19 Juni 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Ada yang berbeda dari penyelenggaraan ibadah tahun ini. Sebanyak 53.863 jamaah haji Indonesia mengikuti skema murur yang diterapkan pemerintah. Dengan skema ini, jamaah haji hanya melintas di Muzdalifah atau tidak turun dari bus.

Jamaah haji banyak yang merasakan manfaat dengan diterapkannya kebijakan murur. Sebelum berangkat ke Muzdalifah, salah satu jamaah asal Banjarmasin, Walial Fatah (62 tahun) sudah berdiskusi dengan ketua kloternya untuk murur.

Baca Juga

Setelah diperiksa dokter, denyut jantung Fatah juga tidak normal. Sehingga, ia pun disarankan untuk mengikuti skema murur yang telah disiapkan Kementerian Agama (Kemenag)

"Setelah diperiksa mau berangkat, diperiksaip dokter denyut jantung saya, kemudian melihat riwayat penyakit saya, dia nyarankan harus ikut murur," ujar Fatah saat ditemui Republika setelah tiba di Mina dan melempar jumrah di Jamarat, Rabu (19/6/2024) menjelang Subuh.