REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan Bank Syariah Indonesia (BSI) mampu menopang laju Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG. Tak main-main, kemampuan BSI menopang IHSG sejalan dengan pertumbuhan market value yang tinggi dengan pertumbuhan harga saham secara tahunan atau year on year mencapai 30 persen.
"Harga saham emiten bersandi BRIS yang melesat sehingga mendorong market cap perseroan menembus Rp 131,47 triliun pada 13 Maret 2024. Dengan pertumbuhan harga saham tertinggi dibandingkan bank syariah lainnya yaitu sebesar 63,8 persen selama year to date peningkatan saham Indonesia menjadikan BSI masuk golongan perusahaan yang aktif berkontribusi di bursa dan mendorong IHSG Indonesia,” ujar Tiko saat memberikan sambutan dalam Acara BSI International Expo 2024 di JCC Senayan Jakarta, Kamis (20/6/2024) sore.
Di usianya yang ketiga, BSI juga mampu menunjukan performa yang impresif diantaranya masuk ke jajaran Top 10 Global Islamic Bank. Saat ini, BSI selalu berpegang teguh untuk menjadi bank syariah yang inklusif dan modern, serta melayani semua segmen nasabah dari mulai usaha mikro, UKM, retail, hingga korporasi.
Wamen menambahkan, di sisi kinerja keuangan, BSI merupakan satu-satunya Bank Syariah di jajaran Top 5 Bank di Indonesia dengan dengan total aset mencapai Rp 353,4 trliun dan laba bersih tahun 2023 mencapai Rp 5,7 triliun. BSI juga merupakan kontributor zakat terbesar di Indonesia yaitu sebesar Rp 222 Miliar pada 2023 dan ditargetkan terus meningkat setiap tahunnya.