Kamis 20 Jun 2024 19:19 WIB

Ekonomi Sedang Diliputi Ketidakpastian, Kinerja BTN Syariah Tetap Cerah?

BTN optimistis sektor properti masih dan akan terus memiliki masa depan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Nasabah mengakses aplikasi BTN Mobile saat melihat rumah bersubsidi.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Nasabah mengakses aplikasi BTN Mobile saat melihat rumah bersubsidi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonomi Indonesia diprediksi akan terus bergerak stabil di tengah ketidakpastian ekonomi global. Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tetap terjaga positif pada angka 5 persen. Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang positif merupakan sinyal optimistis bisnis tetap dapat berkembang di Indonesia.

Bank Tabungan Negara atau BTN sebagai perbankan yang berfokus pada sektor perumahan terus berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah dalam penyediaan hunian yang terjangkau bagi masyarakat, khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Kontribusi BTN membangun bangsa melalui penyaluran pembiayaan kepemilikan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (KPR Subsidi) meningkat tahun ke tahunnya dengan ditunjukkan oleh meningkatnya marketshare BTN dan BTN Syariah.

Baca Juga

Fokus pemerintah dalam menanggulangi backlog atau kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan rakyat tercermin pada alokasi subsidi KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan pemberian Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) dan pemberian Bantuan Biaya Administrasi (BBA). Tahun ini pemerintah mengalokasikan sebanyak 177.000 unit KPR Subsidi skema FLPP.

BTN optimistis sektor properti masih dan akan terus memiliki masa depan. Hal ini didukung dengan kondisi backlog rumah di Indonesia dan fokus pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rumah sejalan dengan program kerja Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo–Gibran, yang akan membangun tiga juta rumah setiap tahun.

Selain itu, adanya insentif juga berhasil mendongkrak pertumbuhan penyaluran pembiayaan KPR khususnya di BTN Syariah. Hal itu tecermin dari kinerja realisasi KPR BTN Syariah yang berhasil menyalurkan pembiayaan KPR sebesar Rp 34,57 triliun atau tumbuh sebesar 19 persen yoy.

"Rincian penyalurannya, KPR subsidi 222.369 unit dengan outstanding Rp 22,97 triliun tumbuh 20,6 persen yoy. Kemudian KPR non-subsidi 50.544 unit dengan outstanding Rp 11,60 triliun, tumbuh 16,6 persen yoy," ungkap BTN.

Berkaca dari tahun 2023, insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) juga berhasil menstimulus penyaluran pembiayaan KPR, terkhusus di BTN Syariah pada tahun 2023 yang tumbuh sebesar 19 persen. Maka diharapkan insentif PPN DTP 100 persen dapat dilanjutkan guna menstimulus penyaluran pembiayaan KPR.

Tahun 2024, BTN Syariah menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 12 triliun, dengan komposisi KPR sebesar Rp 10 triliun dengan pertumbuhan sebesar 12,95 persen yoy.   

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement