REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonomi Indonesia diprediksi akan terus bergerak stabil di tengah ketidakpastian ekonomi global. Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tetap terjaga positif pada angka 5 persen. Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang positif merupakan sinyal optimistis bisnis tetap dapat berkembang di Indonesia.
Bank Tabungan Negara atau BTN sebagai perbankan yang berfokus pada sektor perumahan terus berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah dalam penyediaan hunian yang terjangkau bagi masyarakat, khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Kontribusi BTN membangun bangsa melalui penyaluran pembiayaan kepemilikan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (KPR Subsidi) meningkat tahun ke tahunnya dengan ditunjukkan oleh meningkatnya marketshare BTN dan BTN Syariah.
Fokus pemerintah dalam menanggulangi backlog atau kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan rakyat tercermin pada alokasi subsidi KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan pemberian Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) dan pemberian Bantuan Biaya Administrasi (BBA). Tahun ini pemerintah mengalokasikan sebanyak 177.000 unit KPR Subsidi skema FLPP.
BTN optimistis sektor properti masih dan akan terus memiliki masa depan. Hal ini didukung dengan kondisi backlog rumah di Indonesia dan fokus pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rumah sejalan dengan program kerja Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo–Gibran, yang akan membangun tiga juta rumah setiap tahun.