Jumat 21 Jun 2024 06:39 WIB

Cina Bersiaga Hadapi Banjir dan Longsor

Beberapa provinsi di Cina sudah mengaktifkan respons darurat

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Kondisi bencana tanah longsor di Nanping City, Provinsi Fujian, Cina pada Ahad (16/6/2024).
Foto: Huang Jiemin/Xinhua via AP
Kondisi bencana tanah longsor di Nanping City, Provinsi Fujian, Cina pada Ahad (16/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Hujan deras, banjir bandang, dan longsor memaksa pihak berwenang Cina memberlakukan rencana darurat. Sungai pun terancam akan terus meluap yang dapat mengancam jutaan orang.

Pemerintah Guangdong meningkatkan rencana respon kedaruratan bencana seperti longsor dan banjir ke tingkat tertinggi kedua, untuk membantu koordinasi dan mengerahkan sumber daya ke daerah terdampak banjir. Beberapa provinsi sudah mengaktifkan respons darurat tingkat IV untuk mengendalikan banjir di musim hujan tahun ini. Sistem respon darurat Cina memiliki empat tingkatan. Tingkat I yang paling tinggi.

Baca Juga

Musim banjir di Cina tahun ini dimulai lebih awal, provinsi-provinsi di wilayah selatan negara itu dilanda badai yang memicu banjir dan menenggelamkan jembatan serta menghancurkan rumah-rumah di dataran rendah. Selain menenggelamkan kota-kota, banjir juga menghancurkan hasil panen.

Hujan deras dan longsor di Provinsi Guangdong dan Fujian sudah menewaskan setidaknya sembilan orang dan beberapa orang masih dinyatakan hilang. Pada Rabu (19/6/2024), pihak berwenang di Kota Guilin, kota besar di Provinsi Guangxi meningkatkan sinyal peringatan banjir ke "merah" tingkat tertinggi dari sistem peringatan itu.

Surat kabar China Daily melaporkan langkah tersebut dilakukan setelah permukaan air Sungai Li yang mengalir di seluruh Kota Guilin mencapai 3,61 meter di atas garis peringatan. Dalam laporan media pemerintah Cina itu, ketinggian air di pos hidrologi sungai di Kota Rongjiang disebut mencapai rekor tertinggi.

Media pemerintah melaporkan pihak berwenang Guilin memerintahkan departemen-departemen pemerintah, kota dan daerah wisata untuk membantu mencegah dan menanggulangi kemungkinan banjir beberapa hari mendatang.

Dalam pernyataan yang disampaikan di media sosial Weibo, pejabat stasiun kereta Guilin mengatakan mereka menghentikan operasi sejumlah kereta di berbagai stasiun dan perjalanan kereta di beberapa jalur ditangguhkan. Kantor berita Xinhua melaporkan pemerintah pusat di Beijing menganggarkan dana bantuan bencana sebesar 346 juta yuan untuk membantu mengendalikan banjir dan kekeringan.

Badan Meteorologi Cina mengatakan hujan dengan curah sedang diperkirakan kembali mengguyur pada Jumat (21/6/2024) sampai Senin (24/6/2024) di bagian wilayah tengah dan rendah Sungai Yangtze, jalur air terpanjang di Asia.

Media pemerintah melaporkan, berdasarkan data Pusat Meteorologi Nasional, beberapa daerah akan dilanda hujan deras selama dua pekan kedepan, seiring dengan bergeraknya sabuk hujan ke arah utara. 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement