REPUBLIKA.CO.ID, Bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW merupakan nikmat yang tak terhingga. Para generasi salaf, dari sahabat dan tabiin, serta ulama, merupakan golongan yang kerap mendapatkan nikmat itu.
Sahabat Anas bin Malik, misalnya, mengaku hampir tiap ma lam mimpi bertemu Rasulullah. Imam Ja luluddin as-Suyuthi, pengarang kitab tafsir al-Jalalain, bahkan mengaku melihat Rasulullah tidak hanya dalam mimpi, tetapi juga dalam kondisi sadar. Pertemuannya dengan Rasulullah di dunia nyata (di luar tidur) terhitung lebih dari 70 kali.
Rentang waktu yang mencapai 14 abad lamanya dengan Rasulullah, bagi sebagian besar umatnya, adalah hijab terwujudnya pertemuan dengan sang Rasul junjungan itu. Bertemu Rasul di mimpi merupakan jaminan kepastian, maknanya, sosok Rasul dalam mimpi tersebut adalah riil, Muhammad SAW yang sebenarnya. Setan tak akan mampu menyerupai figur Muhammad SAW.