REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Holding BUMN Industri Pertambangan (MIND ID), Hendi Prio Santoso mengatakan pihaknya fokus menjaga efisiensi dan tata kelola operasional perusahaan yang baik. Ini guna menghadapi dinamika geopolitik.
Hendi melanjutkan, hal tersebut juga mengantisipasi adanya fluktuasi harga komoditas. Terutama mineral kritis dan mineral strategis. Ia mengatakan Indonesia memiliki sejumlah mineral kritis dan mineral strategis yang dibutuhkan pasar internasional.
Nikel, timah, tembaga hingga batu bara menjadi komponen komoditas yang penting dalam era industrialisasi saat ini. Indonesia, jelas dia, memiliki 47 mineral kritis dan 22 mineral strategis. Hal itu menjadi modal penting bagi tanah air.
"Maka, kami harus bisa kompetitif dalam mengelola mineral ini. Cashcost yang kami punya saat ini sangat penting dan sangat mempengaruhi daya saing produk," kata Hendi dalam diskusi MINDialogue, Kamis (20/6/2024).
Ia menerangkan, untuk bisa mencapai target Indonesia Emas 2045 mendatang perlu banyak kolaborasi. Tak hanya BUMN dan Pemerintah saja. Tetapi juga seluruh pihak, dalam hal ini swasta.
Kebijakan industri strategis menjadi hal yang sangat penting untuk dicapai bersama. Berbagai tantangan geopolitik dihadapi bersama. Tak hanya tentang konflik antara negara di belahan dunia lain.
"Seperti gugatan WTO, black campaign terkait dirtynickel semua harus dihadapi sehingga kita bisa berkiprah di pasar global. Kita open terhadap mitra untuk memajukan pengolahan SDA dalam mendukung industrialisasi dalam negeri," ujar Hendi.
Faktor tersebut mempengaruhi potensi volatility price dari komoditas mineral kritis dan mineral strategis. Ia menekankan kepada seluruh anggota holding untuk bisa menerapkan efisiensi kinerja operasional yang maksimal. MIND ID juga mendorong seluruh anggota holding melakukan hilirisasi untuk bisa mendorong peningkatan nilai tambah bagi komoditas mineral.
Hilirisasi, lanjut Hendi tak hanya mengolah saja. Tetapi tujuan utama menjadi produk yang sesuai kebutuhan industri dalam negeri maupun global. Kesempatan terbuka lebar, karena Indonesia memili mineral dan mineral strategis.
"Untuk itu tata kelola yang berkelanjutan menjadi kunci utama agar kita bisa memenuhi kebutuhan domestik maupun global dan menjadi pemain kunci dalam mendorong industrialisasi dalam negeri," ujar Dirut MIND ID.
Wakil Mentri Luar Negeri, Pahala Mansury turut menyinggung situasi geopolitik dunia. Hal ini diharapkan tidak menyurutkan upaya hilirisasi mineral. Pemerintah, jelas Pahala, mendorong diplomasi.
Harus dibarengi komitmen....