REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Pertempuran di Gaza di belumlah selesai. Pejuang Hamas dan faksi Palestina masih melakukan perlawanan terhadap agresi Israel.
Namun, saat pejuang Palestina terus bertahan, otoritas Israel di Tel Aviv justru dikabarkan sedang berselisih. Perselisihan tidak hanya terjadi di antara politikus, tapi juga militer dengan pejabat kepemimpinan Netanyahu.
Seperti dilaporkan oleh Aljazirah, Kamis (20/6/2024), juru bicara militer Israel telah mengungkap perpecahan yang semakin besar antara kepemimpinan politik dan militer negara tersebut. Militer mempertanyakan tujuan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menghancurkan Hamas di Jalur Gaza agar perang berakhir.
Setelah sembilan bulan perang yang membunuh lebih dari 37 ribu warga Palestina, Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan kepada stasiun televisi Channel 13 Israel pada Rabu bahwa tugas menghancurkan Hamas mustahil dilakukan.
“Urusan menghancurkan Hamas, membuat Hamas menghilang – itu seperti melempar pasir ke mata publik,” katanya.
“Hamas adalah sebuah ide, Hamas adalah sebuah partai. Hal ini berakar dari hati masyarakat – siapa pun yang mengira kita bisa melenyapkan Hamas adalah orang yang salah.”
Dilaporkan dari Amman, Yordania, Hamdah Salhut dari Aljazirah mengatakan kantor Netanyahu “marah” atas pernyataan Hagari.