Jumat 21 Jun 2024 16:41 WIB

Gara-gara Tentara tak Bisa Hancurkan Hamas, Militer Israel dan Rezim Netanyahu Ribut

Militer Israel akui sulit menghancurkan Hamas karena mereka adalah sebuah ide.

Rep: Teguh/Fuji/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri rapat Kabinet di Bible Lands Museum di Yerusalem, 05 Juni 2024.
Foto: EPA-EFE/GIL COHEN-MAGEN / POOL
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri rapat Kabinet di Bible Lands Museum di Yerusalem, 05 Juni 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Pertempuran di Gaza di belumlah selesai. Pejuang Hamas dan faksi Palestina masih melakukan perlawanan terhadap agresi Israel.

Namun, saat pejuang Palestina terus bertahan, otoritas Israel di Tel Aviv justru dikabarkan sedang berselisih. Perselisihan tidak hanya terjadi di antara politikus, tapi juga militer dengan pejabat kepemimpinan Netanyahu.

Baca Juga

Seperti dilaporkan oleh Aljazirah, Kamis (20/6/2024), juru bicara militer Israel telah mengungkap perpecahan yang semakin besar antara kepemimpinan politik dan militer negara tersebut. Militer mempertanyakan tujuan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menghancurkan Hamas di Jalur Gaza agar perang berakhir.

Setelah sembilan bulan perang yang membunuh lebih dari 37 ribu warga Palestina, Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan kepada stasiun televisi Channel 13 Israel pada Rabu bahwa tugas menghancurkan Hamas mustahil dilakukan.

 “Urusan menghancurkan Hamas, membuat Hamas menghilang – itu seperti melempar pasir ke mata publik,” katanya.

“Hamas adalah sebuah ide, Hamas adalah sebuah partai. Hal ini berakar dari hati masyarakat – siapa pun yang mengira kita bisa melenyapkan Hamas adalah orang yang salah.”

Dilaporkan dari Amman, Yordania, Hamdah Salhut dari Aljazirah mengatakan kantor Netanyahu “marah” atas pernyataan Hagari.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement