REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Awal keberadaan Hamas di daerah pendudukan, bertumpu pada kegiatan-kegiatan sosial, kesehatan, pendidikan dan dakwah.
Syekh Ahmad Yasin, pemimpin Hamas, adalah pendiri The Islamic Charitable League (Yayasan Penyantun Islam), tahun 1973. Yayasan ini bergiat di bidang pengumpulan zakat, kesehatan, pendidikan, dan pengajian Alquran.
Dari semua kegiatan itu, masjid memegang peranan penting menyebarkan aktivitas organisasi ke berbagai wilayah. Dalam interpal tahun 1967 sampai 1987, jumlah masjid di Tepi Barat melonjak dari 400 sampai 750. Sedangkan di Jalur Gaza, jumlahnya meningkat dari 200 ke 600.
Karena keberakarannya di kalangan masyarakat inilah, tak gampang bagi Israel menumpas Hamas. Ketika muncul pertama kali, 1978, Israel belum memandang Hamas sebagai kelompok yang berbahaya.