Sabtu 22 Jun 2024 06:11 WIB

Mengapa Mayoritas Kisah Menghidupkan Orang Mati Terdapat di Surat Al-Baqarah?

Surat Al-Baqarah memuat kisah tentang menghidupkan orang hidup

Ilustrasi surat Al-Baqarah. Surat Al-Baqarah memuat kisah tentang menghidupkan orang hidup
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Ilustrasi surat Al-Baqarah. Surat Al-Baqarah memuat kisah tentang menghidupkan orang hidup

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Alquran memuat banyak kisah yang mengandung pelajaran dan hikmah bagi umat Islam sepanjang masa.

Salah satu kisah yang kerap disebutkan Alquran adalah cerita menghidupkan kembali orang yang sudah meninggal.

Baca Juga

Dan tahukah Anda, bahwa mayoritas kisah tentang menghidupkan orang mati tersebut 83,3 persen, alias sebagian besarnya, terdapat dalam surat Al-Baqarah.

Prof Raghib as-Sirjani menjelaskan terdapat enam kisah menghidupkan orang mati dalam Alquran, 5 di Antaranya terdapat dalam surat Al-Baqarah ini. Kelima kisah tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Hidupnya kembali 70 orang dari Bani Israel setelah diterpa angin topan
  2. Hidupnya korban pembunuhan dari Bani Israel untuk memberitahu pelakunya
  3. Hidupnya warga desa supaya keluar melarikan diri dari kematian
  4. Hidupnya pria yang takjub dengan kebangkitan desa, dan keledai bersamanya juga hidup
  5. Hidupnya burung dalam kisah Nabi Ibrahim

Menurut Prof Raghib, intensitas ini menarik perhatian. Kelima kisah ini kecuali dalam yang pertama, tidak diulang kembali dalam surat lailnnya.

Dan menariknya pula, kisah Nabi Isa menghidupkan orang mati, juga tidak disebutkan dalam surat ini? Mengapa demikian? Prof Raghib membeberkan alasannya sebagai berikut:

Pertama, perlu dikaji kondisi sejarah di mana sebagian besar ayat dalam surat Al-Baqarah ini turun. Mayoritas ayatnya turun di Madinah. Ada banyak tujuannya, yang paling pokok tiga yaitu:

1. Fase pertama dakwah, umat membutuhkan pendidikan masyarakat Muslim atas takwa, mawas diri terhadap Allah SWT, ini yang mendukung pelaksanaan syariat Islam

2. Adu argumentasi dengan orang kafir. Mereka adalah orang Arab seluruhnya, terutama Quraisy, penentang berdirinya negara Islam

3. Membantah orang Yahudi yang banyak terkonsentrasi di Madinah pada masa itu. Ini sebagai awalan memimpin dominasi keagamaan untuk umat Islam, bukan Bani Israel.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement