Sabtu 22 Jun 2024 14:04 WIB

Ondel-Ondel Meriahkan HUT Ke-497 Jakarta di Monas

Pertunjukan onde-ondel ini untuk memeriahkan acara puncak HUT Ke-497 Kota Jakarta.

Warga befoto bersama ondel-ondel (ilustrasi). Ondel-ondel menjadi bagian dari pertunjukan budaya Betawi yang dihadirkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Monas, Jakarta, pada Sabtu (22/6/2024).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga befoto bersama ondel-ondel (ilustrasi). Ondel-ondel menjadi bagian dari pertunjukan budaya Betawi yang dihadirkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Monas, Jakarta, pada Sabtu (22/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ondel-ondel menjadi bagian dari pertunjukan budaya Betawi yang dihadirkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Monas, Jakarta, pada Sabtu (22/6/2024). Pertunjukan ini untuk memeriahkan acara puncak HUT Ke-497 Kota Jakarta.

Sosok boneka besar ini selalu muncul sepasang yakni laki-laki atau disebut juga abang dan perempuan atau none. Sosok abang, ujar pembawa acara, memiliki topeng atau kedok berwarna merah dan berada di sebelah kanan ondel-ondel perempuan.

Baca Juga

"(Kedok) Abang berwarna merah, none berwarna putih. Posisi abang di sebelah kanan, none di sebelah kiri," kata pembawa acara dan hal ini sesuai dengan yang disebutkan dalam laman resmi Kementerian Kebudayaan.

Selain tentang sosok, sejarah ondel-ondel yang kini menjadi salah satu ikon Jakarta itu juga dikisahkan. Boneka ini awalnya dibuat sebagai pengusir wabah penyakit. Karena itu, wajahnya dibuat sedikit seram.

Iringan ondel-ondel bukan satu-satunya pertunjukan di acara puncak HUT Ke-497 Jakarta yang dihadiri antara lain Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, jajaran TNI, Polri dan pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta. Selain itu hadir pula Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), alim ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, seniman dan budayawan, lembaga sosial masyarakat, organisasi kepemudaan, organisasi profesi, media dan penggiat media sosial serta warga Jakarta.

Pertunjukan budaya Betawi lainnya yang dihadirkan antara lain iringan musik tanjidor dan arakan kembang kelapa yang merefleksikan harapan orang Betawi bermanfaat bagi orang banyak juga dihadirkan. Begitu pula para jawara Betawi serta abang dan none Jakarta turut memeriahkan acara. Para jawara mengenakan busana khas mereka yakni pangsi, sementara abang dan none mengenakan sejumlah busana khas Betawi antara lain baju sadariah, kebaya encim, baju demang, baju rias gede serta baju rias bakal.

Adapun pertunjukan budaya ini berlangsung setelah upacara HUT Jakarta. Upacara dimulai dengan defile pasukan upacara yang diiringi oleh Korps Musik Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta. Dilanjutkan pembacaan sejarah singkat Kota Jakarta oleh Maudy Koesnaedi, Alya Rohali dan Valerina Daniel yang divisualisasikan dengan tari kolosal persembahan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang bertindak sebagai inspektur upacara mengemukakan Jakarta sebagai sebuah kota telah melalui perjalanan sejarah yang panjang, dimulai dari pelabuhan kecil bernama Sunda Kelapa hingga menjadi Ibu Kota Indonesia. Lalu dengan dinamika dan tantangannya, Jakarta menjadi tujuan para pendatang untuk meraih peluang dan mewujudkan mimpi atas kehidupan yang lebih baik.

"Tekad untuk meraih asa itulah yang mendorong Jakarta terus tumbuh dan berkembang mencapai potensi terbaiknya dalam mewujudkan kesejahteraan warga," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement