Sabtu 22 Jun 2024 20:28 WIB

Menghadirkan Kota Yogyakarta Lewat Pameran Foto dan Festival Film Kampung 

Karya para peserta dipajang di Studio 103 Rooftop Pasar Prawirotaman.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Pembukaan Pameran Festival Foto Jogja dan Festival Film Kampung di Studio 103 Rooftop Pasar Prawirotaman, Jumat (21/6/2024).
Foto: Birrul Waalidaini
Pembukaan Pameran Festival Foto Jogja dan Festival Film Kampung di Studio 103 Rooftop Pasar Prawirotaman, Jumat (21/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Visual keunikan Kota Yogyakarta dihadirkan lewat Pameran Festival Foto Jogja dan Festival Kampung #3 Tahun 2024 di Studio 103 Rooftop Pasar Prawirotaman. Kegiatan ini digelar pada 21-23 Juni 2024 oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian (Diskominfosan). 

Kepala Diskominfosan Kota Yogyakarta, Ignatius Tri Hastono mengatakan, kegiatan ini digelar untuk memberikan ruang bagi sineas lokal memamerkan karya-karyanya. Selain itu, kegiatan ini juga mendukung kreativitas masyarakat melalui foto dan video.    

"Ini adalah bentuk di mana Pemkot (Yogya) memberikan ruang agar aktivitas kreatif ini tumbuh. Terutama ini tentunya sangat dekat dengan berkembangnya dan semakin intensifnya pemanfaatan-pemanfaatan perangkat digital mulai dari yang sederhana sampai dengan perangkat profesional," kata Tri dalam Pembukaan Pameran Festival Foto Jogja dan Festival Film Kampung di Studio 103 Rooftop Pasar Prawirotaman, Jumat (21/6/2024).

Tri menyebut bahwa kegiatan ini terbuka untuk umum maupun pelajar. Artinya, kegiatan ini tidak hanya terbuka bagi mereka yang sudah profesional dalam bidang foto maupun video, namun juga mereka yang masih pemula. 

"Pengelompokan untuk kelas umum dan pelajar ini bentuk kita membuka ruang kepada pemula, kemudian juga ada wadahnya, sehingga mereka kemudian bisa berproses mapan. Pada akhirnya mungkin profesional, dan pada akhirnya lagi mungkin bisa menjadi satu aktivitas yang mempunya nilai ekonomi," ucap Tri. 

Bagi peserta yang mengikuti pameran dan festival ini, karyanya dipajang di Studio 103 Rooftop Pasar Prawirotaman. Karya-karya yang dihasilkan tidak hanya memperlihatkan terkait keunikan Kota Yogyakarta, namun juga bagaimana kampung-kampung yang ada diceritakan melalui foto dan video.

“Lokus-lokus pengambilan foto bercerita tentang Yogya, dan kampung. Artinya ini mengangkat, satu terkait kota kita tercinta Yogya, dan kedua itu menceritakan tentang kita ada di kampung kita yang selama ini kita selalu ada, selalu istirahat, tapi kita tidak pernah menceritakan kampung kita itu ke khalayak ramai,” jelasnya.   

Salah satu dewan juri Festival Foto Jogja dan Festival Film Kampung #3 2024, Misbachul Munir mengatakan, kegiatan ini digelar dengan mengusung tema ‘Mengapa ke Jogja’. Melalui tema ini diharapkan semakin banyak orang yang tertarik dengan Kota Yogyakarta. 

"Kalau kita bicara wisata, jangankan tahun, minggu ataupun bulan sudah terjadi perubahan. Sehingga konteks ‘Mengapa ke Jogja’ itu akan selalu ada karena semua orang akan punya alasan kenapa ke Jogja, karena ada wisata ini, karena ada budaya ini dan keunikan ini (di Kota Yogyakarta)," kata Munir.  

Di 2024 ini, setidaknya ada 1.021 peserta yang berkompetisi memperebutkan juara satu hingga juara tiga. Selain itu, juga ada juara harapan dan juara melalui voting. 

"Jika berkesempatan datang selama tiga hari ini untuk melihat dan ikut nge-vote, akan diumumkan pada tanggal 23 tahun 2024," ucap Munir. 

Dikatakan Munir, peserta untuk tahun ini memang sedikit turun dari 2023 lalu yang mencapai sekitar 1.100 orang. Meski begitu, tahun ini secara konten lebih bervariasi dibandingkan tahun lalu.  

"Yang perlu kita publikasikan lagi ke teman-teman peserta bahwa lomba foto dan video Kota Yogya, dimana Kota Yogya ini sebagai bagian wilayah. Karena tahun lalu ada yang peserta itu motret di luar Kota Yogya, ada yang motret bahkan sampai Pantai Selatan. Itu tempat wisata juga, tapi cakupannya bukan Kota Yogya," jelas Munir.

Untuk itu, melalui Festival Foto Jogja dan Festival Film Kampung ini diharapkan tempat wisata yang belum diketahui dapat dikenal oleh masyarakat maupun wisatawan yang dari luar Kota Yogyakarta. 

"Harapannya spot-spot wisata yang saat ini belum terekspos, jadi bisa terekspos, sehingga spot-spot wisata yang mungkin sudah menjadi langka tidak jadi punah," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement