Sabtu 22 Jun 2024 23:20 WIB

Webinar Internasional FIK UMJ Bahas Perawatan Paliatif Bagi Pasien Kanker

Perawatan ini biasanya diberikan pada pasien kanker stadium lanjut.

Webinar Internasional Keperawatan di Aula Rufaidah FIK UMJ, Sabtu (22/6/2024)
Foto: UMJ
Webinar Internasional Keperawatan di Aula Rufaidah FIK UMJ, Sabtu (22/6/2024)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker dikenal sebagai penyakit kronis mematikan yang sulit untuk disembuhkan. Oleh karena itu, dukungan yang dibutuhkan bukan hanya melalui obat saja. Pelayanan selain pengobatan dikenal sebagai perawatan paliatif.

Perawatan ini biasanya diberikan pada pasien kanker stadium lanjut. Tidak lagi memfokuskan pasien pada pengobatan, tapi lebih berupaya agar pasien dapat menikmati menjalani hidupnya.

Baca Juga

Hal ini menjadi topik utama dalam Webinar Internasional bertajuk "Advancements In Cancer Management and Paliative Care: Global Nursing Perspective". Seminar ini bertujuan untuk mengetahui penanganan kanker melalui perawatan paliatif.

Kegiatan ini diselenggarakan Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FIK UMJ) secara hybrid di Aula Rufaidah, Sabtu (22/6/2024).

Dekan FIK UMJ Miciko Umeda, S.Kp.,M.Biomed., menerangkan topik itu sesuai dengan tuntutan bagi perawat yang memerlukan kompetensi khususnya dalam penanganan penyakit seperti kanker, jantung, pernafasan, dan stroke. Hal ini tertuang dalam tranformasi kesehatan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.

Miciko menyampaikan, seminar merupakan upaya FIK UMJ untuk meningkatkan kompetensi tersebut, salah satunya penanganan penyakit kanker.

"Kita mengetahui bahwa penyakit kanker terus meningkat sehingga dibutuhkan satu keahlian khusus bagi perawat dalam memberikan penanganan keperawatan kanker yang terbaik," ungkap Miciko dalam sambutannya.

Webinar yang diikuti oleh lebih dari 1000 orang ini berisi penyampaian materi oleh para akademisi dan mini riset hasil penelitian dari mahasiswa Prodi Magister Keperawatan tentang perawatan paliatif.

Miciko menambahkan, perawat harus memperdalam ilmu pengetahuan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi pasien. "Pembekalan yang bersifat teori saja itu tidak cukup. Namun, pengembangan kompetensi juga bisa diimplementasikan berdasarkan hasil penelitian dari para mahasiswa," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Prodi Magister Keperawatan Dr. Nyimas Heny P., M.Kep.,Ns., Sp.Kep.An menyampaikan, kegiatan webinar sebagai bentuk evaluasi pembelajaran bagi mahasiswa Prodi Magister.

Ia berharap melalui kegiatan ini mahasiswa mampu menganalisis dan mengembangkan hasil penelitiannya. "Semoga ini menambah wawasan dan meningkatkan kompetensi para mahasiswa kami," ungkap Nyimas saat dimintai keterangan di sela kegiatan

Ketua Pelaksana Webinar Internasional, Ns. Rosaliana, S.Kep, menerangkan, di Indonesia, kanker menjadi penyakit kronis yang berujung kepada kematian. Kendati demikian, penanganan pasien kanker perlu diupayakan secara maksimal baik dari pengobatan atau perawatan lainnya.

Oleh karena itulah tema ini diangkat. Perawatan ini berfokus kepada penanganan pasien dan keluarga dengan pendekatan non-invasive. "Di Indonesia saat ini pendekatannya berfokus kepada penyakitnya. Kita perlu beriringan baik perawat dan tenaga medis lainnya dengan berbagai pendekatan," ucap Rosaliana.

Seminar ini merupakan kolaborasi berbagai peminatan dari Prodi Magister Keperawatan yaitu peminatan anak, manajemen, dan keperawatan medikal bedah sebagai luaran dari mata kuliah. Ia berharap seluruh peserta dapat mengetahui dan memahami perkembangan terkini cara penanganan pasien kanker melalui perawatan paliatif.

Webinar ini menghadirkan sederet akademisi dari dalam dan luar negeri di antaranya Prof. Chi-Yin Kao, PhD., RN dari Taiwan Prof. Imatullah Akyar, PhD dari Turki. Selain itu, pembicara lainnya yang juga merupakan dosen FIK UMJ yaitu Dr. Nyimas Heny P., M.Kep.,Ns., Sp.Kep.An, Ns. Dhea Natashia, S.Kep., MSc., PhD., Dan Ns. Ame, S.Kep., M.Kep, Sp.Onk.

Universitas Muhammadiyah Jakarta mendapatkan Akreditas Unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi pada 5 Maret 2024. Di tahun ini, UMJ yang menjadi kampus tertua diantara 173 PTMA, telah melahirkan 22 guru besar (professor), yang salah satunya terhitung masih sangat muda, yaitu di usia 33 tahun dalam bidang ilmu hukum.  UMJ juga telah memiliki 16 Prodi dengan akreditasi Unggul, 2 Prodi dengan akreditas A.

Dengan akreditasi unggul, UMJ sebagai Perguruan Tinggi Muhamamadiyah Aisyiyah (PTMA) tertua, UMJ dapat meningkatkan profesionalitas dan produktivitas serta penguatan budaya ilmiah unggul berdasarkan Al Islam Kemuhammadiyahan. UMJ telah melahirkan tidak kurang dari 51.093 alumni yang tersebar dan berkpirah dalam berbagai bidang dan telah memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement