REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Jamaah Haji Indonesia telah memasuki fase kepulangan ke Tanah Air. Namun, sebagian jamaah haji Indonesia ternyata masih ada yang semangat melaksanakan ibadah sunah di Masjidil Haram. Bahkan, pada hari kepulangan masih ada jamaah yang melaksanakan tawaf Wada.
Namun, Kepala Daker Makkah, Khalilurrahman mengimbau kepada jamaah haji Indonesia untuk tidak melakukan ibadah sunnah atau tawaf pada hari kepulangan. Sehingga, jamaah tidak tertinggal saat pemberangkatan ke Jeddah atau ke Madinah.
"Jangan ada jamaah yang berpikiran untuk melaksanakan ibadah di Masjidil Haram dengan alasan apapun, baik itu alasannya ingin melaksanakan ibadah tawaf sunnah kah ataupun tawaf wada," ujar Khalil saat diwawancara di Daker Makkah, Ahad (23/6/2024)
Jika jamaah haji sudah mengetahui kepulangan satu hari sebelumnya, kata dia, maka laksanakanlah tawaf wada pada malam harinya. Karena, dua jam sebelum pemberangkatan, jamaah sudah harus siap menunggu di lobi hotel.
"Jangan ketika sudah mengetahui jadwal pemberangkatan jam 08.00 baru melaksanakan tawaf wada jam 06.00 atau jam 07.00," ucap Khalil.
Menurut dia, masih ada jamaah yang berpikiran sempit terkait pelaksanaan tawaf. Mereka beranggapan bahwa jika setelah tawaf kembali lagi ke hotel, maka tawaf wada-nya tidak sah. Padahal, menurut Khalil, tidak demikian.
"Jangan ada jamaah yang melaksanakan tawaf wada lagi. Karena kalau jamaah sudah melaksanakan tawaf wada tidak perlu mengulangi sampai dua kali. Tawaf wada yang dilaksanakan sah walaupun jarak antara keberangkatan jamaah dengan tawaf wada itu ada lebih dari enam atau tujuh jam," kata Khalil.
"Jadi tidak perlu ada pengulangan. Tawaf wada sah," jelas dia.
Dia menuturkan, pada masa kepulangan ini kloter-kloter awal telah diberangkatkan dari Kota Makkah menuju Jeddah dan juga ada yang ke Kota Madinah.
"Hari ini kita akan memulangkan kloter-kloter dri Kota Makkah menuju Jeddah dan juga dari Madinah. Yang dari Madinah kita akan memulangkan lima kloter," ujar Khalil.
Dia pun mengimbau kepada jamaah haji Indonesia untuk mematuhi jadwal yang telah diketapkan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
"Terkait dengan jadwal keberangkatan yang telah PPIH sampaikan kepada sektor dan kloter agar menjadi panduan jamaah haji untuk mempersiapkan keberangkatan. Setidaknya dua jam sebelum bis tiba, jamaah sudah siap di hotel untuk mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa ke bus," kata Khalil.
Selain itu, tambah dia, juga perlu mempersiapkan bekal minum atau makanan ketika akan berangkat ke Jeddah maupun ke Madinah. Hal ini untuk mengantisipasi adanya keterlambatan bus atau kendala lainnya di dalam perjalanan.
"Sehingga jika persiapannya cukup, maka tidak akan mengganggu kesehatan jamaah haji," jelas Khalil.
Kemudian yang tidak kalah penting, tambah dia, jamaah haji juga senantiasa berkomunikasi dengan petugas kloter, baik ketua kloter, pembimbing ibafah kloter, dan juga petugas kesehatan.
"Jadi seandainya ada dokumen-dokumen yang kurang lengkap agar segera dikomunikasikan kepada petugas kloter, agar nantinya petugas kloter bisa menyampaikan kepada sektor dan sektor bisa menyampaikan kepada Daker Makkah," ujar Khalil.