REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pada masa Nabi Muhammad SAW hidup, turun ayat suci yang menjelaskan bahwa seseorang yang berbuat baik hasilnya untuk dirinya sendiri. Sebaliknya, seseorang yang berbuat buruk atau jahat, maka kerugian dari kejahatannya akan kembali kepada dirinya sendiri.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَسٗۤـُٔوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا
Jika berbuat baik, (berarti) kamu telah berbuat baik untuk dirimu sendiri. Jika kamu berbuat jahat, (kerugian dari kejahatan) itu kembali kepada dirimu sendiri. . . . . (QS Al-Isra' Ayat 7)
Salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW sangat terpukau dengan keindahan makna ayat tersebut. Karena itu, dia selalu membacanya siang dan malam.
Musthafa Muhammadi dalam buku 40 Kisah Keagungan Alquran merekam sebuah kisah seorang perempuan Yahudi yang memendam rasa dengki kepada sahabat Nabi Muhammad SAW. Kedengkiannya itu begitu membara, sehingga dia berkata kepada dirinya sendiri, "Tunggulah sampai aku lakukan perbuatan itu (kepadamu)."
Perempuan Yahudi itu lalu membuat manisan, kemudian mencampurinya dengan racun. Setelah manisannya jadi, dia memberikannya kepada sahabat Nabi Muhammad SAW itu. Sahabat tersebut menerimanya, lalu membungkusnya untuk dibawa pergi.
Sahabat itu pergi ke sebuah padang tandus, di sana sahabat itu melihat dua orang anak muda yang tampak keletihan, karena perjalanan jauh. Sahabat itu bertanya kepada kedua anak muda itu, "Apakah kalian suka manisan ini?" Mereka menjawab, "Ya."
Sahabat itu meletakkan manisan tersebut di sisi kedua anak muda itu, beserta sedikit roti. Setelah kedua anak muda itu memakannya, mereka tersungkur dan mati. Ketika sampai kabar tentang itu ke Madinah, orang-orang Madinah menangkap sahabat itu dan menghadapkannya kepada Rasulullah SAW.
Nabi Muhammad SAW bertanya, “Manisan dan roti itu, dari mana kamu mendapatkannya?" Sahabat itu menjawab, "Seorang perempuan Yahudi yang memberikannya kepada saya."
Mereka selanjutnya mencari perempuan Yahudi itu. Ketika perempuan Yahudi itu tiba, dia melihat dua jenazah anak muda itu di hadapannya. Dua anak muda itu ternyata adalah kedua putranya yang datang dari sebuah perjalanan.
Perempuan Yahudi itu menjatuhkan dirinya di hadapan Rasulullah SAW. Kemudian berkata, "Kebenaran maqammu ini membuat saya paham bahwa jika perbuatan buruk kulakukan, maka itu berarti aku telah melakukannya kepada diriku sendiri. Akibatnya akan kembali kepadaku, dan akhirnya aku memahami makna sebenarnya ayat itu."