Selasa 25 Jun 2024 04:18 WIB

Bukan Soal Baru: Marginalisasi Islam di Tajikistan

Islam di Tajikistan mengalami pasang-surut.

Red: Hasanul Rizqa
ILUSTRASI Marginalisasi Islam di Tajikistan bukan hal baru. Foto - Seorang wanita di depan benteng kota tua Hissor, Tajikistan.
Foto:

Faktor Penyebab Berkurangnya Minat Terhadap Agama

Pertama, selama perang sipil 1990, orang Islam terlibat dalam konflik bersenjata. Ini jelas membawa efek negatif secara psikologis. Faktor kedua, kondisi sosial perekonomian saat ini yang kurang menggembirakan. Masyarakat pada akhirnya akan lebih berkonsentrasi pada cara-cara agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan mengakibatkan agama sedikit terabaikan.

Adapun faktor ketiga berhubungan dengan peran para tokoh dan cendekiawan Muslim. "Ketika umat tidak memiliki cendekiawan Muslim dan tokoh berpendidikan yang memahami perkembangan modern, maka akan sulitlah untuk memenuhi harapan kaum muda yang selalu ingin mengembangkan pemikiran keagamaan mereka," tutur Rahnamo.

Meski begitu, bukan berarti pengajaran agama Islam di Tajikistan lantas meredup sama sekali. Berdasarkan hasil penelitiannya, Rahnamo melihat fenomena tumbuhnya pusat-pusat pembelajaran agama di beberapa wilayah. Misalnya, di kawasan utara Tajikistan, tepatnya di Kota Isfara. Demikian pula dengan Mastchah.

Sementara di tenggara, yakni kota Duchanbe, Kofarnikhon (Vahdat), Qarotegin, Fayzabad. Di selatan adalah kota Kulyab dan Kurgan-Tyube. Sebagian besar pusat-pusat pengajaran tersebut dilaksanakan secara tradisional.