REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fakultas Ushuluddin (FU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama dengan penerbit Turos Pustaka menggelar Musyawarah Buku pada hari Selasa (25/6). Acara ini membedah buku "Logika Keimanan" karya Ahmad Ataka, PhD.
Buku ini merupakan syarah atau penjelasan kontemporer dari kitab Ummul Barahin Karya Imam Sanusi, seorang ulama kalam sunni klasik.
Acara ini menghadirkan Wawan Kurniawan, M.Ag (dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dan juga Ahmad Ataka, PhD (penulis, dosen Fakultas Teknik UGM). Bedah buku ini dipandu oleh Husni Nasution (editor Turos Pustaka) yang berperan sebagai moderator.
Buku “Logika Keimanan” sangat menarik karena mencoba menghadirkan terjemah dan syarah baru kitab legendaris Ummul Barahin dari kacamata sains modern. Hal ini sesuai dengan kompetensi Ahmad Ataka yang merupakan seorang saintis jebolan King’s College London, yang juga pengkaji ilmu teologi dan filsafat secara mumpuni.
Bedah buku bertajuk “Akidah dan Sains: Bisakah Berjalan Beriringan?” ini diselenggarakan secara hybrid, luring dan daring. Acara diselenggarakan di Teater Lantai 4 Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta dan bisa juga diikuti secara daring melalui Zoom Meeting.
Acara yang dilaksanakan mulai pukul 13.00 WIB ini mendapatkan antusiasme luar biasa. Jumlah peserta yang hadir dalam ruang acara melebihi kapasitas. Total sekira 250 peserta hadir memadati ruang daring maupun luring.
Dalam sambutannya, editorial manager Turos Pustaka, M Farobi Afandi menyampaikan alasan mengapa Turos menerbitkan buku ini, "Salah satunya adalah untuk melanjutkan tradisi keilmuan Islam yang dilakukan oleh para ulama dengan cara mensyarah kitab para pendahulunya, agar terus relevan dengan kebutuhan zaman.”
Moderator mengawali diskusi dengan menjelaskan sekilas tentang buku yang akan dibedah dan berbagai problem yang ingin dijawab oleh buku “Logika Keimanan” ini. Lulusan Universitas Al-Azhar Kairo ini juga memberikan pengantar tentang relasi akidah dan sains terkait dengan tajuk yang dibahas dalam diskusi ini.
Diskusi dibuka dengan pemaparan materi dari penulis, Ahmad Ataka yang menceritakan latar belakang penulisan buku ini, “Saya awalnya menerbitkan serial tulisan ini di blog pribadi saya dan tidak diniatkan menjadi buku. Setelah terbit beberapa tulisan, saya ditelepon oleh Mas Farobi dari Turos menawarkan untuk mebukukannya.”
Ahmad Ataka juga memaparkan bahwa apa yang ia tulis dalam buku ini merupakan keresahan teologisnya sebagai seorang saintis yang berakidah asy’ariyah, sunni. Itulah kemudian yang menjadikannya memilih kitab Ummul Barahin sebagai titik tolaknya. Baginya penjelasan Imam Sanusi cukup bisa menjawab kebimbangannya tersebut.
Wawan Kurniawan membedah buku ini dengan sangat serius. Ia mengawali pemaparannya dengan pujian terhadap buku ini, “Logika Keimanan ditulis dengan renyah. Pengantar yang mumpuni untuk mempelajari akidah dan hubungannya dengan sains bagi pemula.”
Wawan juga memberikan beberapa catatan terhadap buku ini, baik secara substansial maupun editorial. Dalam presentasinya ini, ia juga mencoba menguraikan bahwa dalam beberapa hal terkait metafisika, Ataka malah lebih cenderung kepada pemikiran Ibnu Sina ketimbang Imam Asy’ari.
Terkait relasi akidah dan sains, Wawan menyimpulkan bahwa buku ini, “menganut model overlapping magisteria dan dialog sekaligus, mengorbankan ‘hasrat’ sains akan kebenaran yang pasti.”
Pada sesi tanya jawab, para peserta antusias untuk berebut kesempatan bertanya hingga akhir acara pada pukul 16.15 WIB.
Acara Musyawarah buku “Logika Keimanan” ini merupakan serial yang digelar di tiga tempat, mulai 25 hingga 27 Juni 2024. Dua seri berikutnya diadakan di kantor Turos Pustaka (26/06) dan di Universitas Paramdina (27/06).