Rabu 26 Jun 2024 13:43 WIB

Harga BBM Mau Naik? Ini Jawaban Pertamina

Pemerintah seharusnya tidak perlu menahan lebih lama lagi harga BBM nonsubsidi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Pengendara mengisi BBM di SPBU di kawasan Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (13/5/2024). Pemerintah seharusnya tidak perlu menahan lebih lama lagi harga BBM nonsubsidi.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengendara mengisi BBM di SPBU di kawasan Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (13/5/2024). Pemerintah seharusnya tidak perlu menahan lebih lama lagi harga BBM nonsubsidi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) angkat bicara terkait isu kenaikan harga BBM per 1 Juli nanti. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan Pertamina saat ini tengah melakukan tinjauan terkait kemungkinan menaikkan harga BBM.

"Masih kami review," singkat Irto saat dihubungi Republika di Jakarta, Rabu (26/6/2024).

Baca Juga

Irto menyampaikan proses tinjauan penyesuaian harga BBM nonsubsidi mempertimbangkan sejumlah hal. Irto menyebut aspek tersebut meliputi tren harga publikasi Mean of Plats Singapore (MOPS) dan kurs Rupiah. 

"Kalau untuk (BBM) nonsubsidi sesuai regulasi diserahkan ke masing-masing badan usaha. Itu yang kami masih review dengan mempertimbangkan MOPS dan kurs," kata Irto. 

Sebelumnya, Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai pemerintah seharusnya tidak perlu menahan lebih lama lagi harga BBM nonsubsidi. Fahmy menyampaikan pemerintah sudah cukup lama menahan kenaikan harga BBM nonsubsidi yang seharusnya mengikuti mekanisme pasar. 

"Serahkan saja keputusannya kepada Pertamina untuk menetapkan harga BBM nonsubsidi sesuai dengan harga keekonomian," ujar Fahmy saat dihubungi Republika di Jakarta, Rabu (26/6/2024).

Dengan demikian, ucap Fahmy, pemerintah tidak perlu membayar kompensasi kepada Pertamina saat harga BBM nonsubsidi ditetapkan di bawah harga keekonomian. Fahmy menilai kebijakan ini menjadi solusi terbaik untuk Pertamina dan juga pemerintah. 

Fahmy menyebut kenaikan harga BBM nonsubsidi relatif lebih bijak ketimbang pemerintah menaikkan harga BBM subsidi. Fahmy menilai kenaikan harga BBM subsidi memiliki dampak besar bagi daya beli masyarakat. 

"Untuk mencegah potensi krisis ekonomi di Indonesia, pemerintah sebaiknya menaikkan harga BBM nonsubsidi sesuai harga keekonomian," kata Fahmy. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Tahu gak? kalau ada program resmi yang bisa bantu modal usaha.

1 of 8
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًاۗ وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْۚ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاۤءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۖ وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ ۗ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْاٰيٰتِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.

(QS. Ali 'Imran ayat 118)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement