REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkungan tempat anak tumbuh turut memberi pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan karakter anak, termasuk upaya menumbuhkan kesadaran pengendalian sampah plastik. Mondelez Indonesia menilai sinergi lingkungan sangatlah diperlukan agar proses pengenalan dan pembiasaan untuk mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang sampah plastik sejak dini dapat berjalan efektif.
Mondelez Indonesia memperluas jangkauan inisiatif #BijakPlastikSejakDini yang kini memasuki tahun keempat penyeleggaraannya dengan menjadi mitra Gerakan Sekolah Sehat (GSS) Kemendikbudristek. Inisiatif ini menghadirkan rangkaian kegiatan guna memaksimalkan terciptanya sinergi lingkungan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
President Director Mondelez Indonesia Parveen Dalal menjelaskan, inisiatif #BijakPlastikSejakDini merupakan bagian dari komitmen perusahaan terhadap pengendalian sampah plastik, sekaligus wujud nyata kontribusi Mondelez untuk Indonesia.
“Inisiatif #BijakPlastikSejakDini berfokus pada upaya menumbuhkan kesadaran lingkungan dan menginspirasi anak agak bijak mengelola sampah plastik sejak dini. Kami berharap kedepannya inisiatif ini bisa terus diperluas, sehingga menjangkau dan melibatkan lebih banyak pihak,” kata Parveen Dalal dalam konferensi pers Sinergi Lingkungan Untuk Edukasi #BijakPlastikSejakDini, Rabu (26/6/2024).
Supervisor Gerakan Sekolah Sehat Kemendikbudristek I Nyoman Rudi Kurniawan menjelaskan, GSS merupakan program yang diinisiasi Kemendikbudristek sebagai upaya bersama yang dilakukan secara terus-menerus oleh semua pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, mitra, satuan pendidikan, masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya untuk mewujudkan Sekolah Sehat.
“Kami mengapresiasi peran serta Mondelez Indonesia sebagai mitra Gerakan Sekolah Sehat melalui inisiatif #BijakPlastikSejakDini untuk memperkuat pilar sehat lingkungan, khususnya terkait menumbuhkan kesadaran akan pengendalian sampah plastik,” katanya
Mondelez Indonesia juga meluncurkan materi edukasi buku saku dan video animasi pengantar, yang produksinya didukung tim dari Indonesia Environmental Scientists Association (IESA).
Sekretaris Jenderal IESA Lina Trimugi Astuti menjelaskan, buku ini mengedepankan pendekatan pentingnya peran masing-masing pihak seperti keluarga, sekolah, masyarakat dan mendorong partisipasi mereka dalam menumbuhkan kesadaran sejak dini.
“Untuk memudahkan pemahaman anak, materi dikemas dalam bentuk tantangan 30 hari menjadi #BijakPlastikSejakDini. Buku saku dan video pengantar ini terbagi menjadi dua kelompok usia, yakni untuk kelas 1-3 dan 4-6 dan dilengkapi dengan kolom monitoring yang melibatkan partisipasi guru, orang tua, maupun masyarakat sekitar untuk turut memantau perkembangan anak,” kata Lina.
Selebriti Tasya Kamila mengatakan lingkungan pembelajaran untuk anak akan menjadi lebih kaya dan efektif dengan adanya sinergi masyarakat. “Hadirnya buku #BijakPlastikSejakDini ini tentu bisa memudahkan orang tua dan juga masyarakat dalam mendorong tumbuhnya karakter bijak plastik sejak dini. Masing-masing elemen masyarakat bisa memberikan kontribusi yang berbeda, mulai dari penerapan kebiasaan di rumah, pengembangan keterampilan di sekolah, hingga interaksi dengan lingkungan sekitar,” kata Tasya
Head of Corporate Communication & Government Affairs Mondelez Indonesia Khrisma Fitriasari mengatakan inisiatif #BijakPlastikSejakDini hadir sejak 2021 dengan mengedepankan konsep bank sampah di sekolah, sehingga bisa memberikan manfaat sosial ekonomi dan pada akhirnya dapat mengurangi timbunan sampah plastik.
Ia mengatakan, selama 4 tahun pelaksanaannya, inisiatif ini melibatkan partisipasi dari 1.500 peserta didik, guru dan orang tua murid. Sehingga terkumpul lebih dari tiga ton sampah plastik yang kemudian didaur ulang menjadi furnitur penunjang kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah binaan Mondelez Indonesia.
Ia menambahkan Mondelez Indonesia sebagai bagian dari Mondelez International, berkomitmen menerapkan praktik bisnis berkelanjutan, sebagai wujud partisipasi dalam upaya pelestarian lingkungan, diantaranya dengan pengendalian sampah plastik.
“Di tahun 2023, Mondelez Indonesia telah berhasil mengurangi 110 ton penggunaan plastik, baik melalui inovasi untuk mengurangi berat maupun dimensi kemasan, serta pengumpulan sampah plastik kemasan makanan ringan melalui kerjasama dengan Indonesia Packaging Recovery Organisation (IPRO),” kata Parveen Dalal.