Rabu 26 Jun 2024 22:47 WIB

Jamaah Haji Indonesia Diimbau Utamakan Ziarah ke Raudhah

Ada 6.950 jamaah haji Indonesia yang diberangkatkan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Jamaah haji Indonesia kloter 12 asal embarkasi Batam antre memasuki bus tujuan Madinah di Makkah, Arab Saudi, Rabu (26/6/2024). Jamaah Indonesia gelombang kedua mulai diberangkatkan ke Madinah guna menjalankan ibadah dan ziarah setelah usainya pelaksanaan puncak ibadah haji di Makkah.
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Jamaah haji Indonesia kloter 12 asal embarkasi Batam antre memasuki bus tujuan Madinah di Makkah, Arab Saudi, Rabu (26/6/2024). Jamaah Indonesia gelombang kedua mulai diberangkatkan ke Madinah guna menjalankan ibadah dan ziarah setelah usainya pelaksanaan puncak ibadah haji di Makkah.

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Sebagian jamaah haji Indonesia telah diberangkatkan dari Makkah ke Madinah untuk kemudian dipulangkan ke Tanah Air. Saat tiba di Madinah, mereka pun diimbau lebih mengutamakan ziarah ke Raudhah daripada ke tempat-tempat wisata religi lainnya. 

Raudhah adalah tempat yang berada di antara makam Rasulullah dan mimbar Masjid Nabawi. Luas dari arah timur ke barat sepanjang 22 meter dan dari utara ke selatan 15 meter.

Baca Juga

Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah PPIH Arab Saudi, Khalilurrahman mengatakan, tujuan diberangkatkannya jamaah haji Indonesia ke Madinah memang untuk melaksanakan ziarah ke Raudhah di Masjid Nabawi. 

"Oleh karena itu, ketika nanti ada bertabrakan jadwal antara waktu ziarah ke Raudhah dengan ziarah ke tempat-tempat bersejarah seperti ke Masjid Qiblatain, ke Uhud, ke Masjid Quba, dan tempat bersejarah yang lainnya, maka kami mengimbau utamakan untuk melaksanakan ziarah ke Raudhah," ujar Khalil di Makkah, Rabu (26/5/2024). 

Menurut Khalil, jadwal jamaah haji untuk ziarah ke makam Rasulullah dan berdoa di Raudhah sudah ditentukan oleh pemerintah Arab Saudi. Jika jadwalnya terlewatkan, maka jamaah haji Indonesia tidak bisa lagi masuk Raudhah. 

"Waktunya sudah ditetapkan dan kalau sudah habis waktunya, jadwal tasrehnya, maka tidak bisa diulangi kembali. Jadi ini yang menjadi perhatian penting kepada jamaah haji Indonesia agar utamakan ziarah ke Raudhag dibandingkan dengan ziarah ke tempat-tempat bersejarah lainnya," ucap Khalil. 

Selain itu, Khalil juga mewanti-wanti kepada jamaah haji Indonesia tidak kaget terhadap fasilitas akomodasi yang ada di Madinah. Karena, menurut dia, hotel-hotel yang ada di Madinah sangat berbeda dengan hotel di Makkah. 

"Kalau di Makkah, kapasitas hotelnya besar-besar, bisa mencampur sampai puluhan ribu jamaah haji di Indonesia. Tetapi di Madinah, tidak semua hotel bisa menampung puluhan ribu, bahkan banyak yang hanya bisa menampung cuma dua ribu atau tiga ribu," kata Khalil. 

"Sehingga potensi pisah hotel jamaah menjadi hal yang tidak bisa dihindarkan," imbuhnya. 

Tidak hanya itu, menurut Khalil, lobby-lobby hotel di Madinah juga banyak yang lebih kecil dibandingkan dengan hotel yang di Makkah. "Kemudian juga terkait dengan sarana fasilitas yang diberikan oleh penyedia hotel di Madinah tidak seperti di Makkah. Misalkan kalau di Makkah ada mesin cuci, tapi di Madinah tidak ada mesin cuci," jelas Khalil.

Saat berada di Madinah, tambah dia, jamaah haji Indonesia juga perlu memperhatikan larangan larangan-larangan yang ditetapkan pemerintah setempat, seperti merokok dan lain-lain. "Kemudian menjemur pakaian di jendela ataupun di lorong-lorong, kemudian juga di dekat tangga darurat itu tidak diperkenankan. Nah ini hal-hal yang perlu diketahui jamaah Indonesia," kata Khalil. 

Untuk diketahui, jamaah haji Indonesia gelombang kedua mulai didorong dari Makkah ke Madinah pada Rabu (26/6/2024) hari ini. Ada 6.950 jamaah haji Indonesia yang diberangkatkan. Mereka tergabung dalam 17 kelompok terbang (kloter). Setelah melaksanakan ibadah di Madinah, baru mereka akan dipulangkan ke Tanah Air.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement