Rabu 26 Jun 2024 22:55 WIB

Doa Sebelum Memulai Sholat Malam

Doa ini merupakan bagian dari hadits yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah.

Red: Muhammad Hafil
ILUSTRASI Hindari penggugur amal. Foto - Seorang pria berdoa untuk Palestina di Masjid Pusat Lisbon, Portugal, Jumat, 13 Oktober 2023.
Foto: AP Photo/Armando Franca
ILUSTRASI Hindari penggugur amal. Foto - Seorang pria berdoa untuk Palestina di Masjid Pusat Lisbon, Portugal, Jumat, 13 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah SAW memberikan contoh akhlak dalam perangainya. Salah satu akhlak dan kesucian Nabi adalah dengan bermunajat.

Syekh Aidh Al-Qarni dalam kitab Sentuhan Spiritual menyebutkan tentan doa yang kerap dibaca Rasulullah SAW ketika hendak mendirikan sholat malam. Doa ini merupakan bagian dari hadits yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah.

Baca Juga

Sayyidah Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah SAW ketika melakukan sholat malam, beliau membuka sholatnya dengan bacaan, “Allahumma Rabbi Jibrila wa Mikaila wa Israfila faathira as-samawaati wal-ardhi aalimal-ghaibi wassyahadaati anta tahkumu baina Ibadika fiima kaanu fihi yakhtalifuna ihdini limakhtalafa fihi minal-haqqi bi-idznika innaka tahdi man tasyaa-u ila shiratin mustaqim,”.

Yang artinya, “Ya Allah Tuhan Jibril, Mikail, dan Israfil. Yang menciptakan langit dan bumi. Yang mengetahui perkara gaib maupun perkara terang. Engkau yang menentukan putusan di antara manusia ketika mereka saling berselisih. Berilah aku pertunjuk akan kebenaran dari setiap perkara yang diperselisihkan. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada siapapun yang Engkau kehendaki menuju jalan kebenaran,”

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ اِنَّآ اَحْلَلْنَا لَكَ اَزْوَاجَكَ الّٰتِيْٓ اٰتَيْتَ اُجُوْرَهُنَّ وَمَا مَلَكَتْ يَمِيْنُكَ مِمَّآ اَفَاۤءَ اللّٰهُ عَلَيْكَ وَبَنٰتِ عَمِّكَ وَبَنٰتِ عَمّٰتِكَ وَبَنٰتِ خَالِكَ وَبَنٰتِ خٰلٰتِكَ الّٰتِيْ هَاجَرْنَ مَعَكَۗ وَامْرَاَةً مُّؤْمِنَةً اِنْ وَّهَبَتْ نَفْسَهَا لِلنَّبِيِّ اِنْ اَرَادَ النَّبِيُّ اَنْ يَّسْتَنْكِحَهَا خَالِصَةً لَّكَ مِنْ دُوْنِ الْمُؤْمِنِيْنَۗ قَدْ عَلِمْنَا مَا فَرَضْنَا عَلَيْهِمْ فِيْٓ اَزْوَاجِهِمْ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُمْ لِكَيْلَا يَكُوْنَ عَلَيْكَ حَرَجٌۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا
Wahai Nabi! Sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu istri-istrimu yang telah engkau berikan maskawinnya dan hamba sahaya yang engkau miliki, termasuk apa yang engkau peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersamamu, dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi ingin menikahinya, sebagai kekhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada mereka tentang istri-istri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki agar tidak menjadi kesempitan bagimu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

(QS. Al-Ahzab ayat 50)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement