REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Guru Besar Universitas Nasional (Unas) yang juga duta besar Indonesia untuk Ukraina periode 2017-2021, Prof. Dr. Yuddy Chrsnandi S.H., S.E. meluncurkan buku berjudul “Garuda & Trisula: Hubungan Indonesia-Ukraina 1946-2022”.
Peluncuran buku yang dilakukan pada Selasa (25/6/2024), dihadiri Rektor Universitas Nasional, Dr. El Amry Bermawi Putera, M.A; Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, H.E. Dr. Vasyl Hamianin; Ketua BKSAP DPR RI, Fadli Zon; Dirjen Amerika Eropa Kemenlu RI, Umar Hadi; Akademisi Ukraina, Dr. Anton Galushka-Adaykin; serta sejumlah akademisi Unas.
Buku ini ditulis Yuddy bersama koleganya sesama akademisi Unas, Dr Safrizal Rambe. “Saya berharap buku ini akan membuat hubungan Indonesia-Ukraina bisa terus terjalin dengan baik,” kata Yuddy, dalam siaran pers, Kamis (27/6/2024).
Isi buku “Garuda & Trisula: Hubungan Indonesia-Ukraina 1946-2022” menggambarkan hubungan Indonesia-Ukraina. Dijelaskan Yuddy, hubungan Indonesia-Ukraina sudah terjalin sejak Februari 1946 ketika perwakilan Republik Sosialis Soviet Ukraina mendukung kemerdekaan Indonesia di Sidang Dewan Keamanan PBB.
Langkah mencari dukungan internasional ini dilakukan Indonesia untuk melawan agresi militer Belanda. Saat itu, Indonesia tengah berjuang mendapatkan dukungan internasional melawan agresi militer Belanda.
Sementara Indonesia juga memberikan dukungan yang sama saat memberikan pengakuan atas kemerdekaan Ukraina pada 24 Agustus 199. Indonesia kemudian membuka hubungan diplomatikdengan Ukraina yang ditandatangani pada 11 Juni 1992.
Dalam buku “Garuda & Trisula: Hubungan Indonesia-Ukraina 1946-2022” ini juga membicarakan misi mediasi Presiden Indonesia, Joko Widodo, dalam perang Ukraina-Rusia. Saat itu Jokowi, pada 29 Juni 2022, bertolak ke Ukraina membawa misi perdamaian.
Presiden Jokowi dan Presiden Volodymyr Zelensky, kembali bertemu di sela-sela KTT G7 di Hiroshima pada 21 Mei 2023. Mereka membicarakan upaa mempererat hubungan bilateral Indoenesia-Ukraina.
“Saya berharap buku ini bisa menjadi referensi sejarah hubungan diplomatik Indonesia-Ukraina, di tengah minimnya referensi yang mengkaji hubungan bilateral Indonesia-Ukraina,” ungkap mantan anggota DPR RI dari Fraksi Golkar ini.
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, mengapresiasi peluncuran buku tersebut. Ia berharap ke depan akan banyak buku lain, yang bercerita tentang Ukraina. Baik yang membahas keilmuan hingga pariwisatanya. “Saya sangat merasa terhormat berada di sini. Acara ini sangat menyentuh saya,” ungkapnya.
Rektor Unas, El Amri, mengatakan, Yuddy adalah profesor dari Universitas Nasional yang sebagai akademisi memiliki dedikasi tinggi. “Saya menyambut baik peluncuran buku ini. Semoga menjadi inspirasi bagi dosen untuk terus berkarya sehingga bisa meluncurkan buku juga,” kata El Amri saat memberi sambutan.