REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah mantap untuk mengusung pasangan Anies Rasyid Baswedan-M Sohibul Iman pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024. Pasangam itu bahkan diklaim ideal untuk memimpin Jakarta untuk lima tahun ke depan.
Presiden DPP PKS Ahmad Syaikhu mengatakan, Anies-Sohibul merupakan untuk memimpin Jakarta sebagai kota global. Pasalnya, kedua orang itu merupakan kandidat yang memiliki wawasan yang mendunia.
"Saya kira dua kandidat ini bukan kandidat yang kehidupannya lokal, mereka juga sudah mengalami pendidikan di luar neger dan bahkan berbagai wawasan global yang mereka miliki," kata Syaikhu di Jakarta, Kamis (27/6/2024).
Menurut dia, latar belakang Anies-Sohibul akan menjadi modal utama untuk memimpin Jakarta. Karena itu, anggapan bahwa pasangan Anies-Sohibul tidak ideal dinilai kurang tepat oleh PKS. "Insya Allah ini akan menjadi modal utama untuk pemimpin Jakarta," ujar Syaikhu.
Sebelumnya, sejumlah pihak menilai pasangan Anies-Sohibul kurang tepat untuk berduet dalam Pilgub DKI Jakarta. Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai, keputusan PKS juga tidak akan menguntungkan bagi Anies. Pasalnya, Anies-Sohibul relatif memiliki pengalaman yang sama.
"Saya tidak melihat Anies diuntungkan dengan deklarasi ini. Menduetkan Anies-Iman sama dengan menduetkan dua orang bersaudara," kata Ray.
Menurut dia, Anies membutuhkan figur lain yang menguatkan identitasnya bukan sebagai calon yang berada dalam satu lingkaran saja. Hal itu mengingat, Jakarta merupakan kota dengan pluralisme yang tinggi.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan, selama ini, Anies sudah identik dengan PKS. Karena itu, memasangkan Anies dengan Sohibul, yang notebene merupakan kader PKS, adalah hal yang tak mencerminkan keberagaman.
"Selama ini Pak Anies sudah identik dengan PKS, meski bukan kader dan pengurus PKS. Maka Ini semacam pasangan jeruk dengan jeruk," ujar wakil ketua MPR tersebut.