Kamis 27 Jun 2024 19:09 WIB

Menkeu Imbau Waspadai Kondisi Ekonomi Global

Kondisi ekonomi global masih dibayangi dengan ketidakpastian.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
 Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Foto: EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengimbau untuk mewaspadai pergerakan pasar keuangan domestik karena volatilitas politik global. Pasalnya, hingga kini kondisi ekonomi global masih dibayangi dengan ketidakpastian lantaran eskalasi konflik dan friksi antar negara yang menunjukkan tren peningkatan.

"Lingkungan ekonomi global dan nasional yang memengaruhi kinerja dan membuat APBN bekerja keras untuk terus menjalankan fungsi alokasi, stabilisasi, dan distribusi untuk menjaga masyarakat dan perekonomian kita," ujar Sri Mulyani dalam rilis APBN Kita yang diikuti secara daring Kamis (27/6/2024).

Baca Juga

Adapun, pergerakan nilai tukar rupiah mencapai Rp 16.431 pada Mei 2024 dan bahkan mengalami peningkatan baik karena sentimen di dalam negeri maupun global. Selain itu, suku bunga Federal Reserve juga belum mengalami penurunan 4 hingga 5 kali seperti yang diharapkan market.

"Ini yang menyebabkan ekspektasi market yang kecewa atau yang tidak tersampaikan kemudian menimbulkan suatu reaksi, terutama terlihat pada April lalu hingga Mei, kalau Mei ditambah faktor domestik kita kemudian menyebabkan penguatan dolar indeks yang kemudian menyebabkan depresiasi dari mata uang termasuk rupiah kita," jelas Sri Mulyani.

Tak hanya itu, rupiah juga mengalami depresiasi 6,58 persen (ytd) sama seperti beberapa negara emerging yang lain, namun Brasil depresiasinya lebih dalam. Bahkan, Jepang pun mengalami depresiasi yang sangat dalam bahkan pada levelnya sudah comparable dengan 1996.

"Ini juga tentu menimbulkan dinamika dari negara-negara partner dagang kita," kata Sri Mulyani.

Pada hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan hingga menyentuh level Rp 16.400 per dolar AS. Analisis menilai pelemahan mata uang Garuda akan berlanjut pada perdagangan hari ini.

Menkeu juga melaporkan US Treasury mencapai 4,25 persen yang relatif tinggi sejak April. Pemerintah Indonesia memang melihat dari pasar keuangan, pasar global dan sukuk bonds menjadi salah satu yang perlu diwaspadai.

"Karena dinamikanya muncul dan terjadi rembesan ke dalam adalah melalui pasar keuangan ini," katanya.

Selain itu, pasar SBN mengalami capital outflow Rp42,37 triliun (ytd) atau outflow Rp7,29 triliun secara mtd. Sedangkan untuk pasar saham mencatatkan outflow Rp6,14 triliun (ytd) atau Rp2,01 triliun (mtd).

"Sehingga total outflow sampai dengan Juni mencapai Rp9,3 triliun, ini yang mungkin kita perlu waspadai dalam artian respons dari APBN, fiskal policy adalah nanti kepada berbagai pos yang berpengaruh kepada nilai tukar dan yang immediate tentu dari sisi pembiayaan terutama dari sisi issuen," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement