REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan skema Murur yaitu mabit (bermalam) dengan cara melintas di Muzdalifah dari Arafah merupakan terobosan yang sangat bagus dari Kementerian Agama (Kemenag) karena telah memberikan dampak positif bagi kesehatan jamaah.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo menyebut hal itu dapat dilihat dari perbandingan dengan puncak haji tahun lalu.
Pada 2023, lanjutnya, setelah safari wukuf banyak jamaah yang kelelahan dan sakit, sehingga harus dirawat hingga meluber di halaman lobi dengan jumlah mencapai 60 orang.
"Alhamdulillah, tahun ini setelah safari wukuf semua jamaah bisa masuk ke ruang perawatan, bahkan masih ada sisa tempat tidur," katanya.
Dia menambahkan hasil inspeksi dari Pemerintah Arab Saudi menunjukkan sebagian besar pasien yang perlu dirujuk ke rumah sakit setempat dapat dikembalikan ke hotel.
Liliek juga merekomendasikan beberapa hal untuk penyelenggaraan haji tahun depan. Pertama, memperketat skrining jamaah untuk memastikan bahwa jamaah yang berangkat benar-benar mampu mengikuti rangkaian ibadah haji secara paripurna.
"Setelah pemeriksaan dan dilanjutkan dengan pembinaan kesehatan, jamaah haji yang masuk kuota keberangkatan tahun depan dipastikan telah memenuhi kategori istitha’ah. Jadi, setelah diundang oleh Kemenag untuk melunasi ONH, calon jamaah haji sudah benar-benar istitha’ah," katanya.
Rekomendasi kedua, lanjutnya, memastikan calon jamaah haji terdaftar di BPJS Kesehatan. Saat ini jamaah haji khusus sudah diwajibkan terdaftar di BPJS Kesehatan. Namun belum ada aturan yang mewajibkan jamaah haji reguler menjadi anggota BPJS Kesehatan. Untuk itu Liliek menyebut perlunya jamaah haji reguler menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Dia menyebutkan Sebagai peserta JKN, calon jamaah haji akan difasilitasi program pemeriksaan kesehatan sederhana yang dapat menjadi indikator apakah mereka perlu dirawat terlebih dahulu sebelum pembinaan kesehatan.
Dalam pernyataan yang sama, Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Makkah Nurul Jamal menyampaikan data per 24 Juni 2024 terkait jamaah haji yang telah ditanazulkan atau dipulangkan ke Tanah Air lebih cepat yakni sebanyak 11 orang.
"Insya Allah, jamaah yang telah tanazul bisa segera mendapatkan kloter pulang lebih awal ke Indonesia, sehingga menekan risiko kesehatan di Arab Saudi," Jamal.
"Perkembangan terkini kondisi jamaah di Kota Makkah terpantau aman dan Insya Allah tenaga kesehatan yang ada di kloter maupun sektor siap melayani jamaah haji sampai nanti kepulangan ke Indonesia," ucapnya.