Jumat 28 Jun 2024 08:34 WIB

Jelang Perang Hizbullah-Israel, Peringatan Amerika Serikat, dan Kata Iran Siapa Menang?

Hizbullah melakukan serangan terhadap zionis Israel

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Video Operasi Hud Hud yag dilansir Hizbullah pada Selasa (18/6/2024). Hizbullah melakukan serangan terhadap zionis Israel
Foto: Dok Hizbullah
Video Operasi Hud Hud yag dilansir Hizbullah pada Selasa (18/6/2024). Hizbullah melakukan serangan terhadap zionis Israel

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA— Konfrontasi antara Hizbullah Lebanon dan zionis Israel semakin memuncak. Kedua belah pihak bersia-siap untuk saling melakukan serangan. 

Menyikapi hal ini, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beirut menyarankan warga AS untuk menghindari perjalanan ke Lebanon di tengah meningkatnya ketegangan perbatasan dengan Israel.

Baca Juga

“Kami mengingatkan warga Amerika Serikat untuk mempertimbangkan kembali perjalanan ke Lebanon. Lingkungan keamanan masih rumit dan dapat berubah dengan cepat,” kata pernyataan Kedubes Amerika Serikat di Beirut, Kamis (28/6/2024). 

Kedutaan Besar itu mengatakan bahwa warga Amerika tidak boleh melakukan perjalanan ke Lebanon selatan, daerah perbatasan dengan Suriah, dan pemukiman pengungsi di tengah kekhawatiran akan perang besar-besaran antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon.

Pernyataan itu turut menambahkan pemerintah Lebanon tidak dapat menjamin perlindungan warga Amerika Serikat terhadap pecahnya kekerasan dan konflik bersenjata secara tiba-tiba.

“Warga Amerika Serikat di Lebanon tidak boleh melakukan perjalanan ke Lebanon selatan, daerah perbatasan Lebanon-Suriah, atau pemukiman pengungsi,” tegasnya.

Pada Rabu (26/6/2024), Jerman dan Belanda meminta warganya meninggalkan Lebanon di tengah kekhawatiran akan perang antara Hizbullah dan Israel. Kanada, Makedonia Utara, dan Kuwait sebelumnya telah menyampaikan seruan serupa.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Jumat (21/6/2024) menyampaikan keprihatinan "mendalam" atas peningkatan ketegangan antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon, dan mengatakan bahwa dunia "tidak bisa membiarkan Lebanon menjadi seperti Gaza."

"Hari ini saya merasa terdorong untuk menyampaikan keprihatinan mendalam saya terhadap eskalasi antara Israel dan Hizbullah di sepanjang Garis Biru," kata Guterres kepada wartawan di New York.

Dia merujuk pada "eskalasi retorika perang dari kedua belah pihak seolah perang habis-habisan sudah di depan mata."

 

 
Sembari memperingatkan agar konflik regional di Timur Tengah jangan sampai meluas, Guterres mengatakan "Satu langkah gegabah, satu kesalahan perhitungan, bisa memicu bencana yang jauh melampaui batas, dan sejujurnya, tak terbayangkan."
 
"Mari kita perjelas: Rakyat di kawasan ini dan rakyat di seluruh dunia tidak bisa membiarkan Lebanon menjadi seperti Gaza," katanya.
 
Guterres menyoroti...

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement