Jumat 28 Jun 2024 11:00 WIB

Menteri LHK Klaim Laju Deforestasi Indonesia Terendah

Pengurangan emisi Indonesia mencapai 47,3 persen pada 2020.

Deforestasi Hutan di Papua
Foto: ANTARA FOTO
Deforestasi Hutan di Papua

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya di ajang Oslo Tropical Forest Forum 2024, Norwegia, menegaskan laju deforestasi Indonesia saat ini merupakan yang terendah. Menurut Menteri LHK dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (27/6/2024), laju deforestasi antara tahun 2022 dan 2023 hanya 0,13 juta hektare per tahun.

Siti mengatakan, data itu berdasarkan analisis bersama yang dilakukan World Resources Institute (WRI) Global, Universitas Maryland, dan Kementerian LHK yang difasilitasi Norwegia. "Tinjauan yang dilakukan oleh World Resources Institute menegaskan bahwa laju deforestasi di Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, merupakan yang terendah sepanjang sejarah, melampaui negara-negara lain," kata Siti Nurbaya saat menjadi salah satu pembicara pada panel pleno Menteri Oslo Tropical Forest Forum 2024, Norwegia pada 25 Juni lalu.

Baca Juga

Pada kesempatan tersebut, Siti juga menyampaikan komitmen pengurangan emisi melalui komitmen pencapaian NDC Indonesia.

Pendekatan Indonesia dalam mengelola sumber daya alam dan melaksanakan aksi iklim bersifat sistematis dan terintegrasi, mencakup 15 kelompok aksi iklim yang terangkum dalam Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030. "Rencana ini mengikat secara hukum, bukan sekadar komitmen di atas kertas," katanya.

Pengurangan emisi Indonesia mencapai 47,3 persen pada 2020, kemudian 43,8 pada 2021, dan 41,6 persen pada 2022 dibandingkan dengan baseline tahunan, yang berada di sekitar target NDC sebesar 43,2 persen dengan kerja sama internasional dan jauh melebihi target kapasitas nasional sebesar 31,89 persen.

Sejak penandatanganan MoU baru pada September 2022, pemerintah Norwegia telah memberikan kontribusi berbasis hasil sebesar 156 juta dolar AS untuk mendukung FOLU Net Sink 2030 di Indonesia.

Menurut Siti hal tersebut mencerminkan pencapaian Indonesia dalam mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.

Meskipun demikian, lanjutnya sebagian besar pembiayaan yang dibutuhkan untuk memenuhi target FOLU Net Sink 2030 masih berasal dari anggaran negara kita.

Pada kesempatan itu, menteri juga menyampaikan bahwa Indonesia berhasil mengendalikan kebakaran hutan selama periode El Nino yang berkepanjangan baru-baru ini. Dengan begitu, tetap memastikan target iklim FOLU Net Sink 2030 tetap berada pada jalurnya.

Selain itu, dikatakannya, dalam 10 tahun terakhir wilayah yang dibagikan secara sah kepada masyarakat lokal dan adat melalui agenda perhutanan sosial telah meningkat 18 kali lipat dan diproyeksikan akan melampaui 20 kali lipat pada akhir Oktober 2024.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement