REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BOGOR -- Judi online menjadi fenomena yang meresahkan masyarakat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Kemudahan akses dan iming-iming keuntungan besar secara cepat menjadi daya tarik utama yang menjerumuskan banyak orang ke dalam kecanduan.
Pengamat sosial budaya dari Universitas Pakuan (Unpak) Dr Agnes Setyowati H M Hum mengungkapkan faktor yang menyebabkan kecanduan bagi para pelaku judi online karena ingin mendapatkan keuntungan besar secara cepat. "Adanya harapan untuk mendapatkan keuntungan besar dan cepat membuat mereka terperangkap dalam siklus perjudian yang sebenarnya justru merugikan," kata Agnes di Bogor, Jumat (28/6/2024).
Hal ini, kata dia, terkait pula dengan kurangnya pemahaman akan risiko karena, banyak dari mereka tidak sepenuhnya menyadari risiko saat terlibat dalam perjudian online. "Terutama jika mereka kecanduan, terbawa emosi, atau terlalu yakin dengan kemampuan mereka untuk 'mengalahkan' sistem," ujar dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Unpak ini.
Menurut Agnes, ada beberapa faktor judi online bisa populer di kawasan-kawasan tertentu dan memiliki banyak pemain, diantaranya aksesibilitas. "Dengan adanya internet, judi online menjadi lebih mudah diakses daripada judi konvensional," katanya.
Pelakunya dapat bermain kapan saja dan di mana saja asalkan terhubung internet sehingga membuat judi online lebih menarik bagi banyak orang. "Bermain judi online bisa memberikan tingkat anonimitas yang lebih tinggi dibandingkan tempat judi konvensional lainnya. Hal ini membuat orang yang mungkin merasa malu atau enggan untuk pergi ke kasino fisik lebih nyaman berjudi secara online," kata Agnes.
Selain itu, situs judi online biasanya menawarkan berbagai macam permainan judi yang berbeda, mulai dari kasino, poker, taruhan olahraga, dan permainan lainnya sehingga pemain bebas memilih permainan yang sesuai dengan preferensi mereka. Bonus dan promosi pun ditawarkan untuk menarik pemain baru dan mempertahankan pemain yang sudah ada. Faktor lain juga adanya kemudahan transaksi. Judi online biasanya menyediakan berbagai metode pembayaran yang mudah dan aman, seperti transfer bank, kartu kredit, e-wallet, dan cryptocurrency. Hal ini membuat proses deposit dan penarikan dana menjadi lebih mudah dan cepat.
Agnes menekankan untuk mengatasi masalah perjudian online, penting untuk meningkatkan kesadaran akan risiko yang terlibat, dengan mengedukasi masyarakat tentang bahayanya, dan memberikan dukungan bagi individu yang mungkin mengalami masalah perjudian. Selain itu, regulasi yang ketat dan penegakan hukum yang tegas dapat membantu mengurangi penyebaran perjudian online yang merugikan.
Pembatasan akses ke situs judi, pengawasan ketat terhadap transaksi keuangan terkait judi online, serta perlunya peningkatan kerja sama pemerintah terkait masalah ini di dalam negeri maupun kerja sama internasional. "Penelitian dan studi yang terus-menerus pun perlu dilakukan untuk memahami dampak perjudian online, faktor risiko, dan efektivitas berbagai program intervensi untuk membantu merancang solusi yang lebih efektif," ujar Agnes.
Menurut dia, kerja sama dengan perusahaan teknologi perlu dimasifkan untuk mengembangkan solusi teknologi yang dapat mengurangi risiko perjudian online, seperti alat pembatasan waktu bermain atau fitur perlindungan konsumen lainnya. Dia berharap dengan mengimplementasikan berbagai solusi ini secara komprehensif dan berkelanjutan, masalah judi online yang marak dapat ditangani dengan lebih efektif dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat luas.