REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan presiden AS Donald Trump mengeklaim telah meraih kemenangan besar atas pejawat Presiden Joe Biden selama debat pertama pemilu presiden AS yang diselenggarakan Kamis malam (27/6) waktu setempat.
"Seperti yang Anda lihat di televisi tadi malam, kita meraih kemenangan besar melawan seorang pria yang mencoba menghancurkan negara kita," kata Trump di Chesapeake, Virginia.
Pernyataan itu disampaikan Trump setelah Biden mengakui faktor usia dan penampilannya yang buruk dalam debat tersebut, tetapi berjanji untuk memenangkan pemilihan pada November mendatang. "Bukan soal usianya, tetapi kompetensinya. Ia tidak dihormati di mana pun di dunia," kata Trump.
Jawaban Biden yang tidak jelas dan tampak kehilangan alur pikirannya dalam debat tersebut meningkatkan kekhawatiran pemilih bahwa ia mungkin tidak layak untuk menjalani masa jabatan empat tahun lagi sebagai presiden AS.
Setelah debat, Biden mengatakan sulitnya berdebat dengan "seorang pembohong", yang mengacu pada Trump. Biden menyebut Trump telah berbohong sebanyak 26 kali.
Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Biden mengalami flu dan sakit tenggorokan selama debat. "Ia menderita flu dan sakit tenggorokan. Sekali lagi, hasil tes COVID-nya negatif, dan kemudian kami maju (dalam sesi debat)," kata Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada wartawan.
Direktur Komunikasi Kampanye Biden, Michael Tyler, mengatakan strateginya sama sekali tidak berubah setelah debat pertama selesai.
"Joe Biden akan hadir pada 10 September. Kita lihat saja apa yang akan dilakukan Donald Trump," kata Tyler, ketika ditanya apakah Biden berkomitmen untuk tampil dalam debat selanjutnya dengan Trump pada September.