REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Potensi konflik terbuka antara Israel dan Kelompok Hizbullah di Lebanon masih terus meningkat. Dalam perkembangan terbaru, Iran mengancam akan mengerahkan semua front perlawanan di bawah pengaruhnya untuk melancarkan perang penghancuran Israel jika hal itu terjadi.
Iran melayangkan peringatan terhadap “agresi militer skala penuh” di Lebanon itu melalui misi republik Islam tersebut di PBB. “Perang pemusnahan akan menyusul (agresi militer penuh Israel ke Lebanon). Semua opsi, [termasuk] keterlibatan penuh semua Front Perlawanan, ada di meja,” tulis misi tersebut dalam sebuah postingan di X pada Jumat malam, merujuk pada kelompok bersenjata yang bersekutu dengan Iran di seluruh wilayah.
Mereka menyebut ancaman Israel untuk menyerang Hizbullah di Lebanon sebagai “perang psikologis” dan “propaganda”. Kelompok-kelompok poros perlawanan yang dimaksud Iran itu tersebar di sejumlah wilayah di Timur Tengah. Selain Hizbullah di Lebanon, ada kelompok Houthi di Yaman, serta kelompok-kelompok lainnya di Irak dan Surian.
Albeit Iran deems as psychological warfare the Zionist regime’s propaganda about intending to attack Lebanon, should it embark on full-scale military aggression, an obliterating war will ensue. All options, incl. the full involvement of all Resistance Fronts, are on the table.
— I.R.IRAN Mission to UN, NY (@Iran_UN) June 28, 2024
Perbatasan antara kedua negara telah menjadi saksi baku tembak setiap hari antara pasukan Israel dan Hizbullah sejak konflik saat ini di Gaza pecah pada 7 Oktober. Kelompok Hizbullah melancarkan serangan ke utara Israel untuk menekan militer negara itu menyudahi serangan brutal mereka ke Jalur Gaza.
Kekhawatiran akan perang besar-besaran meningkat bulan ini setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel sedang mempersiapkan “ operasi yang sangat ketat” di perbatasan dengan Lebanon. Hal ini setelah meningkatnya bombardir Hizbullah yang menimbulkan kebakaran besar di utara Israel. Drone Hudhud Hizbullah juga telah berhasil menerobos Israel dan memetakan objek-objek vital untuk diserang.
Sementara, pasukan Israel kembali melakukan serangkaian serangan terhadap sasaran Hizbullah di Lebanon selatan, kata juru bicara militer Israel pada Sabtu pagi. “Dalam beberapa jam terakhir, pesawat-pesawat tempur menyerang beberapa sasaran Hizbullah, termasuk sebuah situs militer organisasi tersebut di wilayah Zabqin, dua lokasi infrastruktur operasional di wilayah Khiam, dan sebuah gedung Hizbullah di wilayah al-Adissa [Odaisseh],” menurut kepada surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, kemarin.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan kepada pasukan yang ditempatkan di Israel utara bahwa meskipun pemerintah lebih memilih untuk mencapai resolusi politik dengan Hizbullah, Israel siap berperang jika kelompok bersenjata Lebanon menginginkannya.
“Alternatif kami sangat penting, dan kami siap untuk keduanya. Kami mempersiapkan pertahanan dan serangan, dan semua ini bisa terjadi dengan sangat cepat,” kata Gallant kepada pasukan, seperti yang dilaporkan surat kabar Haaretz.
“Di sisi lain… kami sedang mencari alternatif politik. Itu selalu lebih baik. Kami tidak menginginkan perang, tapi kami siap untuk perang”, lanjutnya. “[Jika Hizbullah memilih perang], kami akan tahu apa yang harus dilakukan. Jika mereka memilih perdamaian, kami akan meresponsnya.”
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengancam akan melancarkan perang “tanpa batasan, tanpa aturan, dan tanpa batasan” jika terjadi serangan besar-besaran Israel terhadap Lebanon.
Di tengah meningkatnya ketegangan, beberapa negara, termasuk Jerman, Kanada, Belanda, dan Amerika Serikat, mendesak warga negaranya untuk meninggalkan atau menghindari perjalanan ke Lebanon.
Bukan lagi organisasi teroris... baca halaman selanjutnya