REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar mata uang rupiah mengalami penguatan pada akhir pekan ini dengan bergerak di bawah level Rp 16.400 per dolar AS. Pengamat menilai pada awal pekan depan mata uang Garuda akan melanjutkan penguatan.
Mengutip Bloomberg, rupiah ditutup menguat 30,50 poin atau 0,19 persen menjadi Rp 16.375 per dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat (28/6/2024). Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah akan lanjutkan penguatan pada Senin (1/7/2024).
“Untuk perdagangan Senin depan mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp 16.320 hingga Rp 16.410 per dolar AS,” kata Ibrahim dalam keterangannya, dikutip Sabtu (29/6/2024).
Ibrahim menjelaskan sejumlah sentimen yang memengaruhi penguatan mata uang Garuda, baik sentimen eksternal maupun sentimen internal. Faktor eksternalnya terutama adanya sebagian besar pedagang tetap bias terhadap greenback menjelang data indeks harga PCE utama yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed.
“Dolar sedikit terpengaruh oleh data terbaru yang menunjukkan adanya penurunan pada perekonomian AS, khususnya pasar tenaga kerja. Ketidakpastian mengenai kapan dan seberapa besar The Fed akan menurunkan suku bunga membuat aliran dana ke dolar tetap kuat,” ujarnya.
Kemudian, sentimen eksternal lainnya adalah data inflasi yang beragam dari Ibu Kota Jepang hanya memberikan sedikit dukungan terhadap mata uang tersebut, begitu pula dengan peringatan berulang kali dari pemerintah.
Sementara itu, sentimen internal adalah mengenai respons terhadap kebijakan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) soal bantuan social (bansos). “Pasar merespons positif terhadap Kemenkeu mencatat realisasi belanja bansos hingga Mei 2024 senilai Rp 70,5 triliun. Gelontoran anggaran tersebut naik 12,7 persen secara tahunan (yoy), dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 62,5 triliun. Kenaikan realisasi belanja bansos ini utamanya dipengaruhi oleh penyaluran bansos Kartu Sembako untuk dua bulan sekaligus,” jelasnya.
Selain itu di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebesar Rp 19,3 triliun. Utamanya untuk membantu keluarga dan individu yang tidak mampu sebanyak 96,8 juta peserta dari BPJS Kesehatan. Kemudian Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud ristek) sebesar Rp11,9 triliun. Bansos ini untuk bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) kepada 8,8 juta siswa dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) bagi 766,7 ribu mahasiswa.
Sementara untuk Kementerian Agama sebesar Rp1,6 triliun dalam bentuk PIP dan KIP. Adapun bagi sekolah berbasis agama sebanyak 1,5 juta untuk siswa PIP dan 47 ribu mahasiswa untuk KIP kuliah. Sedangkan bantuan social akibat daerah atau masyarakat yang mengalami bencana alam Rp 100 miliar yang sudah dicairkan.
Ibrahim meneruskan, adapun pemanfaatan belanja bansos ini dilaksanakan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) sebesar Rp 37,4 triliun. Diantaranya digunakan untuk penyaluran Program Keluarga Harapan (PKH) bagi 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan Kartu Sembako untuk 18,7 juta KPM.
Sentimen-sentimen itulah diantaranya yang diyakini oleh Ibrahim mampu menguatkan mata uang rupiah. Yakni pergerakan fluktuatif yang menguat di kisaran Rp16.300 an per dolar AS pada awal pekan depan.