REPUBLIKA.CO.ID, PADANG --Dalam kitab monumentalnya, "Fathul Bari", Ibnu Hajar merinci hikmah dan keutamaan di balik satu bentuk puasa yang ditekankan dalam hadis Nabi Muhammad yaitu Puasa Daud.
Dalam sebuah kutipan yang diambil dari "Fathul Bari" jilid 4, Ibnu Hajar menjelaskan dengan cermat bahwa puasa Daud merupakan salah satu puasa sunnah yang paling dicintai oleh Allah SWT.
Menurut Ibnu Hajar, penekanan pada puasa Daud menunjukkan bahwa puasa ini memiliki keutamaan yang luar biasa dalam pandangan Allah.
Ibnu Hajar menggambarkan bahwa puasa Daud bukanlah sekadar praktik berpuasa biasa, melainkan sebuah ibadah yang diperintahkan oleh Allah dan dicintai-Nya. Dalam hadis yang disampaikan oleh Ibnu Hajar, Nabi Muhammad menyebutkan bahwa puasa yang paling dicintai Allah adalah puasa Daud.
Namun demikian, Ibnu Hajar juga menegaskan bahwa puasa Daud tidak boleh dipahami sebagai satu-satunya bentuk puasa yang dianjurkan dalam agama Islam. Sebagai gantinya, puasa ini merupakan salah satu dari berbagai bentuk ibadah puasa yang diberkahi oleh Allah.
Dengan demikian, umat Islam dianjurkan untuk menjalankan puasa Daud sebagai bagian dari keragaman amalan keagamaan yang ditawarkan dalam Islam.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَحَبَّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ وَأَحَبَّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ
Puasa yang paling disukai di sisi Allah adalah puasa Daud, dan shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. (Syarh Riyadhus Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah, cetakan ketiga, 1424 H).
Dalam riwayat lain disebutkan:
لاَ صَوْمَ فَوْقَ صَوْمِ دَاوُدَ ، شَطْرَ الدَّهْرِ ، صِيَامُ يَوْمٍ ، وَإِفْطَارُ يَوْمٍ
Tidak ada puasa yang lebih afdhol dari puasa Daud. Puasa Daud berarti sudah berpuasa separuh tahun karena sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa. (HR. Bukhari no. 6277 dan Muslim no. 1159).