Senin 01 Jul 2024 05:11 WIB

Menu Sarapan Nabi Muhammad SAW, Begini Penjelasannya

Nabi Muhammad memiliki cara sarapan yang berfokus pada menjaga kesehatan.

Ilustrasi menikmati sarapan pagi.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Ilustrasi menikmati sarapan pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Setiap pagi banyak orang membiasakan diri untuk sarapan pagi. Dalam bahasa Inggris disebut dengan breakfast. Artinya adalah 'berbuka' alias makan setelah berpuasa semalaman.

Lalu bagaimana biasanya Nabi Muhammad sarapan? Apa yang biasa disantapnya? 

Baca Juga

Rasulullah SAW membiasakan diri mengonsumsi makanan seadanya dan tidak berlebihan. Putra Abdullah tersebut hanya makan pada saat lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Hal ini dilakukannya sebagai wujud kesederhanaan, kecukupan, dan tidak berlebihan. Dengan begitu dia selalu bersyukur kepada Allah.

Berdasarkan sejumlah cerita, Nabi Muhammad menjadikan segelas air dicampur dengan madu sebagai menu sarapan. Hal ini sesuai dengan yang tertulis dalam Alquran bahwa madu merupakan penyembuh. Tak hanya itu, Nabi Muhammad juga menganjurkan untuk mengonsumsi kurma pada pagi hari saat sarapan. Khasiat zat dalam kurma mampu menghilangkan racun dalam tubuh.

Air madu dan kurma dikonsumsi secukupnya. Tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Karena konsumsi keduanya dilakukan secara terukur, tubuh Rasulullah tidak gemuk. Posturnya ideal.

Ini sejalan dengan firman Allah QS al-A’raf ayat ke-31: “Makan dan minumlah kamu dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.”

Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang manusia memenuhi satu wadah yang lebih berbahaya dibandingkan perutnya sendiri. Sebenarnya seorang manusia itu cukup dengan beberapa suap makanan yang bisa menegakkan tulang punggungnya. Namun, jika tidak ada pilihan lain, hendaknya sepertiga perut itu untuk makanan, sepertiga yang lain untuk minuman dan sepertiga terakhir untuk napas." (HR Ibnu Majah).

Selain itu, makanan dan minuman yang dikonsumsi harus dipastikan halal dan baik (bisa dimaknai berkualitas dan bergizi). Makanan yang dikonsumsi tidak boleh dari unsur makan-makanan yang diharamkan karena hal itu bertentangan dengan hukum Islam.

Jika melihat pola kehidupan Nabi SAW, beliau termasuk jarang sakit. Pada zaman Nabi pernah datang rombongan orang ke Kota Madinah. Mereka terheran melihat bentuk fisik Nabi SAW dan para sahabat yang tampak sehat.

Lantas, mereka meminta resepnya apa. Kemudian, Rasulullah menjelaskan, "Kami ini adalah suatu kaum yang tidak akan makan sebelum datang rasa lapar. Dan kami ini bila makan tidak akan sampai merasa kekenyangan." 

sumber : Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement