Senin 01 Jul 2024 09:24 WIB

Perang di Depan Mata, Menlu Lebanon Minta Dukungan Solidaritas Dunia

Bou Habib mendorong upaya menekan Israel menghentikan serangan militer ke Lebanon

Red: A.Syalaby Ichsan
 Menteri Luar Negeri sementara Lebanon  Abdallah Bou Habib (kanan) menyambut Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian (kiri) di Kementerian Luar Negeri Lebanon di Beirut, Lebanon, Kamis (27/4/2023). Hossein Amir-Abdollahian tiba di Beirut pada 26 April untuk pertemuan resmi selama dua hari kunjungan untuk bertemu dengan pejabat Lebanon.
Foto: EPA-EFE/WAEL HAMZEH
Menteri Luar Negeri sementara Lebanon Abdallah Bou Habib (kanan) menyambut Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian (kiri) di Kementerian Luar Negeri Lebanon di Beirut, Lebanon, Kamis (27/4/2023). Hossein Amir-Abdollahian tiba di Beirut pada 26 April untuk pertemuan resmi selama dua hari kunjungan untuk bertemu dengan pejabat Lebanon.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Menteri Luar Negeri Lebanon Abdullah Bou Habib pada Jumat (28/6/2024) mendesak negara-negara di dunia untuk menunjukkan solidaritas bagi negaranya dalam menghadapi ancaman perang oleh Israel.

Hal ini disampaikan Bou Habib menyusul beberapa negara yang beberapa waktu lalu mengeluarkan peringatan kepada warga negara masing-masing untuk menghindari bepergian ke Lebanon di tengah meningkatnya ketegangan negara itu dengan Israel.

Baca Juga

Dia mendesak negara-negara tersebut untuk mengganti pernyataannya yang menyebabkan kekhawatiran diantara para warga negara dan pengunjung (ke Lebanon) dengan pernyataan solidaritas yang menunjukkan mereka bersama Lebanon. Bou Habib juga mendorong negara-negara itu meningkatkan upayanya untuk menekan Israel menghentikan serangan militer ke Lebanon.

Di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Lebanon, beberapa negara, termasuk Jerman, Kanada, Makedonia Utara, Belanda, Amerika Serikat, dan negara lainnya telah mendesak warga negaranya untuk meninggalkan atau menghindari perjalanan ke negara itu.

Dalam beberapa pekan terakhir, ketegangan meningkat antara tentara Israel dan kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah, memicu kekhawatiran tentang potensi perang skala penuh menyusul persetujuan Tel Aviv baru-baru ini atas rencana operasional “serangan skala besar” terhadap Lebanon.

Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel di tengah serangan lintas batas antara Hizbullah dan pasukan Israel ketika Tel Aviv terus melancarkan serangan mematikannya terhadap Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 37.700 korban sejak 7 Oktober.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ اَنْ يَّفْتِنُوْكَ عَنْۢ بَعْضِ مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ اِلَيْكَۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ اَنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّصِيْبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوْبِهِمْ ۗوَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِ لَفٰسِقُوْنَ
dan hendaklah engkau memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka. Dan waspadalah terhadap mereka, jangan sampai mereka memperdayakan engkau terhadap sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah berkehendak menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sungguh, kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.

(QS. Al-Ma'idah ayat 49)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement