REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ada kisah seorang nabi yang diuji oleh Allah dengan cara yang luar biasa pedih lagi menyakitkan, yaitu dengan penyakit. Bukan sekadar demam, ini penyakit mengakibatkan tubuh si penderita mengalami luka dan menimbulkan bau busuk, membuat orang-orang di sekitar membencinya. Dialah Nabi Ayyub alaihissalam, nabi yang tergolong dalam Ulul Azmi atau mereka yang mendapatkan cobaan yang luar biasa.
Dia adalah putra dari Mush bin Zurah Al-Aish bin Ishaq bin Ibrahim. Hidup pada masa abad ke-15 hingga ke-14 Sebelum Masehi, Ayyub hidup di tengah Bangsa Romawi. Di sana dia hidup penuh kenikmatan. Ternaknya berlimpah. Ladangnya hijau lagi menghasilkan banyak hasil panen, istri dan anaknya menjadi makhluk yang enak dipandang serta senantiasa membuat Ayyub ingat Allah.
Dalam keadaan demikian, Nabi Ayyub bersyukur kepada Allah, selalu mengagungkan asma-Nya, dan beribadah dalam berbagai kesempatan. Kepasrahan kepada Allah membuat membentuk kepribadiannya menjadi ringan menjalankan segala perintah Allah dan selalu menjauhi segala apa yang dilarang.
Imam Nawawi menuliskan kisah Nabi Ayyub dalam kitabnya Uqudullujjain. Ketakwaan Nabi Ayyub membuat penghuni langit sangat mengapresiasinya. Banyak malaikat mendoakan Nabi Ayyub di Baitul Makmur. mereka senang mengetahui segala kabar tentang sang nabi.
Namun sebaliknya, ketakwaan Nabi Ayyub malah membuat setan marah. Mereka menghadap Allah, kemudian meminta izin-Nya untuk ‘menguji’ dan memberikan cobaan kepada Ayyub. Allah memberikan izin kepada setan untuk menggoda Ayyub dengan satu syarat, jangan membunuh Ayyub. Setan mengiyakan perintah itu.
Maka datanglah setan kepada Ayyub. Dia membakar ladangnya, menghabisan ternaknya. Namun itu tidak menggoyahkan keimanan sang nabi.
Cobaan berikutnya, dia menewaskan anak-anak Ayyub, sehingga mereka tidak lagi membersamai Ayyub. Itu pun tidak juga menggentarkan Nabi Ayyub beriman dan bertakwa kepada Allah.
Kemudian ada lagi cobaan yang ketiga, setan datang meniup hidung Nabi Ayyub. Ketika tiupan setan terhirup sang nabi, badannya mulai terasa sakit. Lambat laun mengakibatkan tubuhnya terbaring lemah menjadi sakit. Semakin hari, penyakitnya semakin parah. Bukan hanya demam, kulitnya yang semula bersih dan mulus menjadi berkoreng dan menimbulkan bau busuk. Orang-orang di sekitar Nabi Ayyub menjadi pergi, bahkan mereka tidak sudi berada di dekat sang nabi.
Namun...Lihat halaman berikutnya >>>