REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Di antara banyak ciptaan Allah, ada sebagian di antara mereka yang unik. Mereka adalah orang tertentu yang jika dilihat, membuat kita merasakan ketenangan dan kebahagiaan. Disebut juga dengan qurrotu a’yun alias enak dipandang. Mereka adalah orang-orang yang membuat kita mudah mengingat Allah.
Pengasuh Ma’had Darul Musthafa, Tarim, Habib Umar bin Hafidz menjelaskan siapa orang terbaik itu. Menurutnya, sebagaimana hadits Rasulullah, orang tersebut adalah yang dilihat saja, langsung membuat yang melihat itu ingat kepada Allah (idza ruu, dzukira Allah). “Dengan sekadar memandangnya saja, engkau ingat Allah,” kata putra alim yang agung di Hadhramaut, Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz tersebut, dalam sebuah video.
Keturunan al-Faqih al-Muqaddam ini menjelaskan, hanya dengan memandang tangan atau kakinya, orang akan ingat Allah.
Kenapa demikian? Kenapa orang itu begitu mudah membuat orang yang melihatnya ingat Allah? “Karena orang itu dipenuhi dengan cahaya dzikir kepada Allah (mamluun bidzikr),” kata sang alim.
Selain itu, hatinya selalu bersama Allah (hadhir al-qalb ma’ar rabb). “Tidaklah engkau memandangnya kecuali ingat Allah,” ujar Habib Umar.
Inlah sifat, pembawaan, gambaran, dan penampilan kekasih Allah. Sosok yang selalu takut kepada Allah. Pada wajahnya, tatapan matanya, geraknya, terpancar rasa takut kepada Allh (ma’a khasyyah mina Allah). Juga terpancar rasa selalu kembali kepada Allah (inabah ila Allah).
Habib Umar bin Hafidz adalah guru ulama besar di Indonesia. Di antara muridnya adalah (alm) Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa, Habib Hasan bin Ismail al-Muhdhar, Habib Jamal bin Thaha Ba’agil, dan banyak habaib dan ulama di Indonesia.
Dia adalah sosok alim yang diundang cucu shahib Simthud Durar Habib Ali, yaitu Habib Muhammad Anis bin Alwi bin Ali bin Muhammad bin Husein al-Habsyi, untuk datang ke Indonesia. Dengan persetujuan al-Quthb Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf dari Jeddah dan ainut Tarim Habib Abdullah bin Muhammad bin Alwi bin Syihabuddin, Habib Umar datang ke Indonesia pada era 90-an. Di sana dia meramaikan maulid dan haul di Solo. Kemudian berdakwah keliling Indonesia.
Dia adalah seorang alim yang sering menyempatkan waktu datang ke Indonesia untuk mendakwahkan dan menyebarluaskan kearifan Islam dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.