Senin 01 Jul 2024 17:07 WIB

BPS Ungkap Turis Rusia Paling Lama Menginap di Indonesia 

Turis Rusia rata-rata Menginap selama tujuh malam di Indonesia.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Wisatawan menyaksikan penari yang menampilkan Tari Kecak Uluwatu di kawasan Uluwatu, Badung, Bali, Kamis (11/4/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Wisatawan menyaksikan penari yang menampilkan Tari Kecak Uluwatu di kawasan Uluwatu, Badung, Bali, Kamis (11/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis data terkini mengenai perkembangan pariwisata Indonesia. Dalam paparannya, Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Utama BPS Imam Machdi mengatakan total kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di Indonesia pada Mei 2024 mencapai 1,15 juta kunjungan. 

"Jumlah ini naik sebesar 7,36 persen dibandingkan April 2024 dan naik 20,11 persen dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu," ujar Imam saat Rilis Berita Resmi Statistik di Jakarta, Senin (7/1/2024).

Baca Juga

Imam menyampaikan wisman yang berkunjung ke Indonesia pada Mei 2024 didominasi wisman yang berasal dari Malaysia sebesar 17,47 persen, Australia dengan 11,98 persen, dan Singapura sebesar 9,69 persen. Imam menyampaikan kunjungan wisman asal Afrika mengalami peningkatan tertinggi sebesar 40,23 persen tahun ke tahun, diikuti wisman asal Asia selain Asia Tenggara sebesar 27,99 persen dan wisman asal Eropa yang mengunjungi Indonesia naik sebesar 20,54 persen.

Yang menarik, wisman dengan rata-rata lama tinggal tertinggi bukan lah Malaysia, Australia, Singapura, atau Cina, melainkan Rusia. Imam mengatakan rata-rata lama tinggal wisman pada Mei 2024 ialah 7,51 malam. 

"Berdasarkan kebangsaan, rata-rata lama tinggal terlama tercatat pada wisman berkebangsaan Rusia selama 34,09 malam," ucap Imam.

Imam menyampaikan wisman asal Hong Kong memiliki rata-rata lama tinggal paling singkat selama 2,02 malam. Berdasarkan kelompok kebangsaan, wisman yang berasal dari Asia Tenggara memiliki rata-rata lama tinggal paling singkat yakni selama 3,43 malam, sedangkan wisman yang berasal dari kelompok kebangsaan Afrika memiliki rata-rata lama tinggal paling lama selama 13,70 malam. 

Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) M Habibullah mengatakan peningkatan kunjungan wisman tak semata-mata akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Habibullah menilai terdapat sejumlah faktor yang menjadi dapat memengaruhi tingkat kunjungan wisman. 

"Nilai tukar hanya salah satu faktor yang memengaruhi tingkat kunjungan wisman. Pelemahan nilai tukar memang dapat berpengaruh naiknya kunjungan wisman daei negara dengan nilai tukar yang lebih kuat," ujar Habibullah. 

Namun, lanjut Habibullah, terdapat faktor lain yang tidak bisa diabaikan sebagai komponen yang mendorong peningkatan kunjungan wisman pada Mei 2024. Habibullah menyampaikan faktor tersebut merupakan musim liburan yang sedang terjadi di sejumlah belahan dunia sehingga berdampak positif bagi pariwisata Indonesia. 

"Peningkatan wisman Mei 2024 dibandingkan bulan sebelumnya karena ada momen liburan internasional pada Mei seperti kemarin itu ada hari raya Waisak," kata Habibullah. 

Muhammad Nursyamsi

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement