Selasa 02 Jul 2024 13:19 WIB

Nasib Pengolok-olok Rasulullah

Sering mengolok-olok Rasulullah SAW, al-'Ash bin Wa'il bernasib nahas.

Nasib pengolok-olok Rasulullah. Foto - Suasana padang pasir di Lembah Badar, Arab Saudi.
Foto: Republika/Muhyiddin
Nasib pengolok-olok Rasulullah. Foto - Suasana padang pasir di Lembah Badar, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syiar Islam pada masa Nabi Muhammad SAW menghadapi banyak pertentangan. Di antara mereka yang memusuhi Rasulullah SAW adalah al-‘Ash bin Wa’il.

Lelaki ini berasal dari Bani Sahm. Secara nasab, al-‘Ash adalah saudara ipar Abu Jahal. Sebab, istrinya yakni Ummu Hirmalah merupakan saudara kandung tokoh Quraisy itu.

Baca Juga

Al-‘Ash memiliki dua orang putra yang pada akhirnya memeluk Islam: Hisyam dan ‘Amr. Hisyam bin al-‘Ash termasuk kaum pemuda pertama yang beriman kepada Rasulullah SAW.

Begitu mengetahui keislaman anaknya itu, al-‘Ash menyiksa Hisyam hampir setiap hari. Dia justru merasa bangga karena dipuji-puji para pemimpin Quraisy. Mereka menilai al-‘Ash hebat karena lebih mendukung agama nenek moyang daripada melindungi nyawa putranya sendiri.

Adapun 'Amr bin al-'Ash masuk Islam lebih belakangan. Kelak, namanya dikenang sejarah Islam sebagai sang pembebas Mesir.

Al-‘Ash bin Wa’il terkenal sebagai sosok yang gemar mendebat Rasulullah SAW di depan umum. Tujuannya bukan untuk ilmu, tetapi mempermalukan beliau. Harapannya, orang-orang tidak mau mendengarkan dakwah Islam.

Salah satu ajaran Islam yang paling ditentangnya ialah kepercayaan tentang akhirat. Al-‘Ash menganggap, adanya kehidupan setelah kematian di dunia bertentangan dengan akal. Karena itu, ia menertawakan keyakinan tentang Hari Kiamat.

Suatu ketika, al-‘Ash membawa sejumlah tulang belulang ke hadapan Rasulullah SAW. “Wahai Muhammad," katanya, "benarkah Tuhanmu sanggup menghidupkan kembali tulang-tulang yang sudah hancur lebur ini?”

“Tentu Allah akan mematikanmu, lalu menghidupkanmu, dan tempatmu kelak adalah neraka,” jawab Nabi SAW.

Peristiwa itu menjadi sebab turunnya (asbabun nuzul) Alquran surah Yasin ayat ke-78 dan 79.

Artinya, “Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: ‘Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?’ Katakanlah: ‘Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.’”

Pada lain waktu, al-‘Ash bahkan menyerang personal Nabi SAW. Saat itu, Rasulullah SAW dan kaum Muslimin sedang berduka. Sebab, putera beliau, Ibrahim, belum lama meninggal dunia.

Ketika Rasulullah SAW sedang lewat, al-‘Ash berkata dengan intonasi suara yang sengaja dikeraskan, “Lihat, inilah Muhammad! Orang yang pupus keturunannya. Kalian tenang saja. Tidak lama lagi dia akan mati juga dan Islam akan musnah dari muka bumi!”

Turunlah surah al-Kautsar ayat ketiga, yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang membencimu (Muhammad), dialah yang terputus (dari rahmat Allah).”

Dengan ayat tersebut, Allah SWT membantah al-‘Ash dan sekaligus mengangkat moral Nabi SAW serta umat Islam pada umumnya.

Akhir hidup al-‘Ash sungguh nahas. Dia mengalami kecelakaan dalam perjalanan ke Thaif. Saat sedang beristirahat, kakinya tertusuk duri. Tak lama kemudian, kedua kakinya membengkak hingga sebesar leher unta.

Sejak saat itu, al-‘Ash hanya bisa tergeletak tak berdaya di atas dipan. Bahkan, tidak hanya kakinya. Seluruh tubuhnya kemudian membusuk sehingga orang-orang tak sudi mendekatinya. Demikian keadaannya sebelum menghembuskan nafas terakhir.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement